Belajar Html Lengkap Ket : ganti kode warna merah dengan id top menu milik anda. Sekedar gambaran, pada umumnya sebuah menu blog memiliki skema kode HTML sebagai berikut :

LIPANRITV1

Retas5



    Medsos4

    coba4

    coba6

    Entri Populer

    Rabu, 12 Juni 2013

    DUGAAN KORUPSI DANA APBD KOTA PEMATANG SIANTAR

    STADION SANG NA UALUH TERLANTAR JADI TERKUMUH DIDUNIA.

    * ”SARANA OLAHRAGA TIDAK MENJADI SKALA PRORITAS UNTUK DIBELANJAI DARI APBD KOTA PEMATANG SIANTAR”.
    *CUMA Rp. 430.000.000.- SETAHUN! MANA BISA MAJU!

    Simalungun (WIB)

    “Karena sarana olahraga tidak menjadi skala prioritas belanja, dan karena keterbatasan dana APBD kota Pematangsiantar, solusi alternatif antara lain adalah kalau di BLUD kan (Badan Layanan Umum Daerah) atau di kelola pihak ke-tiga kan, begitupun akan kami usulkan penambahan dana untuk ini dalam Perubahan APBD 2013 (P-APBD) pada bulan Juni ini”, demikian silih berganti jawaban dari Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar yang membidangi Pemuda dan Olahraga, Ir. Rudolf Hutabarat bersama anggotanya Rudy Wu SPd, Jumat, 07-06 siang di kantor Komisi I kepada WIB sehubungan investigasi dan tulisan WIB DALAM “ Stadion Sang Na Ualuh Terlantar Jadi Terkumuh di Dunia “ edisi 423 tahun ke-X, 27-02 Juni 2013.
    Keduanya mempunyai pendapat yang progresif bahwa jalan ke Roma (cita-cita-red) itu bisa didapat melalui jalur olahraga apa saja. “Sampai tak terhingga hasilnya “. “Men san in corporis sano” itu adalah hasil paling sedikit. Keduanya bilang bahwa olahraga itu bermanfaat multi guna bagi manusia dan negara dan banyak ikutannya. Dijelaskan pula hanya dengan sertificat berprestasi dalam salah satu cabang olahraga seorang siswa harus diterima disekolah negeri bahkan disekolah unggulan. Karena anak bangsa yang berprestasi harus diberikan prioritas.
    Lebih jauh bergantian kedua wakil rakyat kota Pematangsiantar ini mengatakan “KONI kota Pematangsiantar dan Dinas Pemuda dan Olahraga harus aktif menumbuh kembangkan semua cabang olahraga. Dari sektor olahraga, masyarakat kota Pematangsiantar yang majemuk ini harus dimotivasi menjadi kekuatan maksimal untuk mendesain Caracter Building dan Nation Building secara berkesinambungan”.
    WIB memberi contoh Nation Building itu begini; Kementerian luar negeri RI sudah beberapa kali sanggup memberikan Bea Siswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada puluhan pemuda dan siswa dari puluhan negara. Baru-baru ini BSBI diberikan kepada 70 orang dari 43 Negara dan 5 orang dari Pemuda Indonesia yaitu dari Papua, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Jakarta, selama tiga bulan mereka akan tinggal di Indonesia. Bea siswa ini diberikan kepada pemuda dan siswa yang tertarik saja, walaupun belum berprestasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan “people to people contact” di kalangan generasi muda secara berkesinambungan dan setelah kembali ke negara masing-masing dapat mempromosikan Indonesia. Inilah salah satu upaya untuk menaikkan bangsa Indonesia keseluruh dunia.
    Kalau Kemlu saja yang tidak mengurusi uang APBD bisa membuat manajemen dana untuk kepentingan bangsa seperti ini, maka jungkir balik logika kalau Walikota Pematangsiantar tidak mempunyai konstruksi pikiran untuk memajukan warganya lewat pengolahan dana APBD melalui “Goodwill Management” kepada sarana dan prasarana olahraga. Kalau dibina dan diurus dengan benar maka akan banyak warga kota Pematangsiantar yang bisa berprestasi dalam olahraga dan seni-budaya. Akan banyak orangtua miskin warga kota Pematangsiantar tetapi anaknya berprestasi lewat olahraga dan seni-budaya yang akan otomatis bisa masuk sekolah unggulan dengan modal sertifikat atau medali. Tetapi sedih sekali karena ternyata banyak pemuda dan siswa berprestasi dari sektor ini yang tidak dihargai ketika mendaftar masuk sekolah atau melamar kerja. Cita-cita ini dikubur oleh ketidak perdulian Pemerintah. Cita-cita ini dikubur karena Pemerintah Kota sudah lama menterlantarkan sarana olahraga. Dari sektor olahraga warga kota Permatangsiantar bisa maju dan sejahtera menikmati kesehatan, kebahagiaan, kegembiraan, kenyamanan, pendidikan, tercipta mental disiplin dan kejujuran dan semakin erat dalam pergaulan tanpa perbedaan SARA.
    Akan banyak warga kota yang terhibur dari menonton pertandingan dan Pemerintah Kota akan mendapat uang dari retribusi tiket dan parkir dan akan terbuka pasar dan lapangan kerja. Warga kota dan remaja kota akan mendapat motivasi dari menonton lalu timbullah kemauan berolahraga. Tergusurlah kemauan nonton BF atau main game di warnet atau main togel dan banyak hal positif lain apalagi kalau sampai pada stasiun bahwa olah raga adalah fabrik cetak uang bagi perorangan, negara dan mesin produksi alat-alat olahraga. Maka jelas olahraga adalah kebutuhan hidup.
    Investigasi WIB keberbagai sarana olahraga yang ada di Kecamatan dalam kota ini, tujuan itu jauh dari kenyataan. Beberapa sarana olahraga yang sudah lama dibangun sajapun tak diurus. Tetapi diterlantarkan. Jungkir balik logika kalau dana untuk ini sulit didapat dan jungkir balik logika kalau warga tidak butuh olahraga. “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat” itu harus berkesinambungan, bukan hanya permainan lidah. Jungkir balik logika kalau Walikota Pematangsiantar dan jajarannya tidak tahu amanah UU No. 3 Th.2005 Tentang Keolahragaan Nasional yang antara lain mengamanahkan kewajiban Pemerintah untuk memperhatikan sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakatnya. Menyediakan, memelihara,mengurus sarana dan prasarana olahraga dan membina dan menumbuh kembangkan warga sampai berprestasi dalam olahraga dan seni-budaya dan segala sektor kebutuhan hidup adalah bentuk lain melayani masyarakat. Ini juga adalah amanah “Good Governement” yang artinya adalah “Pemerintah yang baik”.
    Dana untuk ini kan hanya masalah goodwill manajemen Pemerintah saja. Ini sudah teropini dimasyarakat. Warga kota tak menerima alasan, karena tak masuk akal sehat warga kota alasan Pemerintah Kota yang tidak sehat. Tetapi kalau misalnya diberi dana APBD Rp. 500.000.000.- /th/Kecamatan, bisa diterima akal sehat warga kota.
    Kepada WIB ditunjukkan anggaran dari APBD Ditambah APBN yang ada untuk belanja sarana dan prasarana olahraga kota Pematangsiantar dari LKPJ Walikota tahun 2012;
    No. Nama Pengcab Alamat Bantuan

    01. Pencab BAPOPSI Jl. Singosari (Dispora) Rp. 8.000.000.-(?-red)
    02. Pengcab FPOR Jl. Rela Rp. 50.000.000.-
    03. Farel Pasaribu(?-red) Jl. Farel Pasaribu Rp.300.000.000.-
    Jumlah Rp 430.000.000.-
    (WIB menyalin sesuai yang ditulis dalam buku LKPJ, terdapat kesalahan pada jumlah dan nama Pengcab-red).
    Sedih! Karena sedikitnya dana untuk belanja sarana dan prasarana olahraga buat sebuah kota tua dan lumayan besar seperti Pematangsiantar. Kesedihan berikutnya adalah cabang olahraga lain tidak dibelanjai. Kenapa, ada apa. Tidak dapat diterima akal sehat. Macam mana warga kota Pematangsiantar mau maju! (MARSH)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Undangan

    Translate

    .btn-space{text-align: center;} .ripple {text-align: center;display: inline-block;padding: 8px 30px;border-radius: 2px;letter-spacing: .5px;border-radius: 2px;text-decoration: none;color: #fff;overflow: hidden;position: relative;z-index: 0;box-shadow: 0 2px 5px 0 rgba(0, 0, 0, 0.16), 0 2px 10px 0 rgba(0, 0, 0, 0.12);-webkit-transition: all 0.2s ease;-moz-transition: all 0.2s ease;-o-transition: all 0.2s ease;transition: all 0.2s ease;} .ripple:hover {box-shadow: 0 5px 11px 0 rgba(0, 0, 0, 0.18), 0 4px 15px 0 rgba(0, 0, 0, 0.15);} .ink {display: block;position: absolute;background: rgba(255, 255, 255, 0.4);border-radius: 100%;-webkit-transform: scale(0);-moz-transform: scale(0);-o-transform: scale(0);transform: scale(0);} .animate {-webkit-animation: ripple 0.55s linear;-moz-animation: ripple 0.55s linear;-ms-animation: ripple 0.55s linear;-o-animation: ripple 0.55s linear;animation: ripple 0.55s linear;} @-webkit-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-webkit-transform: scale(2.5);}} @-moz-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-moz-transform: scale(2.5);}} @-o-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-o-transform: scale(2.5);}} @keyframes ripple {100% {opacity: 0;transform: scale(2.5);}} .red {background-color: #F44336;} .pink {background-color: #E91E63;} .blue {background-color: #2196F3;} .cyan {background-color: #00bcd4;} .teal {background-color: #009688;} .yellow {background-color: #FFEB3B;color: #000;} .orange {background-color: #FF9800;} .brown {background-color: #795548;} .grey {background-color: #9E9E9E;} .black {background-color: #000000;}