Belajar Html Lengkap Ket : ganti kode warna merah dengan id top menu milik anda. Sekedar gambaran, pada umumnya sebuah menu blog memiliki skema kode HTML sebagai berikut :

LIPANRITV1

Retas5



    Medsos4

    coba4

    coba6

    Entri Populer

    Senin, 09 September 2013

    KERAJAAN SRIWIJAYA

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    Mei 4, 2017 Oleh ibnuasmara



    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap ( lipanri online ). Kerajaan Sriwijaya atau biasa disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat di wilayah pulau Sumatera dan memberi pengaruh banyak di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Thailand, Kamboja, Semenanjung Malaya, Jawa,  Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Didalam bahasa Sansekerta, sri artinya “bercahaya” dan wijaya artinya “kemenangan”.


    Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya ini berawal dari abad ke-7, I Tsing, seorang pendeta Tiongkok, menuliskan bahwa ia tinggal selama 6 bulan saat mengunjungi Sriwijaya tahun 671. Prasasti sejarah yang paling tua mengenai Kerajaan Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, di Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682. 

    Dikarenakan terjadi beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh di tahun 990 dari Jawa menjadikan pengaruh Kerajaan Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai berkurang, dan serangan Rajendra Chola I dari Koromandel di tahun 1025, selanjutnya di tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali kekuasaan kerajaan Dharmasraya.

    Setelah Sriwijaya runtuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensinya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan George Cœdès dari Perancis.



    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    fastrans22.blogspot.co.id
    Tidak ditemukan catatan lebih lanjut mengenai Kerajaan Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang sudah terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia terkini yang mendengar mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George Cœdès menyebarkan enemuannya dalam koran berbahasa Belanda dan Indonesia.

    Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok dalam “San-fo-ts’i”, sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno bersumber pada kekaisaran yang sama.

    Kerajaan Sriwijaya menjadi icon kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara di Jawa Timur selain Majapahit. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi rujukan oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwasanya Indonesia adalah satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.

    Tertulis berbagai macam nama Sriwijaya. Orang Tionghoa menyebutnya San-fo-ts’i Shih-li-fo-shih atau atau San Fo Qi. Dalam bahasa Pali dan Sansekerta, kerajaan Sriwijaya disebut Javadeh dan Yavadesh. Khmer menyebutnya Malayu dan bangsa Arab menyebutnya Zabaj.



    Banyaknya nama menjadi alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan mengenai adanya 3 pulau Sabadeibei yang dimungkinkan berkaitan dengan Sriwijaya. Pierre-Yves Manguin melakukan observasi Sekitar tahun 1993 dan berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Sabokingking dan Seguntang (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang).

    Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya terletak pada wilayah sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di wilayah tersebut.

    Jika Malayu pada wilayah tersebut, ia cendrung pada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah  mengeluarkan pendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada wilayah Candi Muara Takus provinsi Riau sekarang),

    dengan perkiraan petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini juga dapat dikaitkan denganadanya  berita tentang pembangunan sebuah candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang diberi nama cheng tien wan shou (Candi Bungsu, sebagian dari candi yang terletak di Muara Takus).



    Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukotakan di Kadaram (Kedah sekarang).

    Pembentukan dan pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    2.bp.blogspot.com
    Belum banyak bukti fisik mengenai Kerajaan Sriwijaya yang bisa ditemukan. Kerajaan ini merupakan negara maritim dan menjadi pusat perdagangan, namun kerajaan ini tidak meluaskan kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk sebuah populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di wilayah barat.

    Beberapa ahli masih berselisih kawasan yang menjadi pusat pemerintahan Sriwijaya, selain itu bisa jadi kerajaan ini biasa memindahkan pusat pemerintahannya, namun kawasan yang menjadi ibukota masih tetap diperintah secara langsung oleh penguasa, sedangkan daerah pendukungnya dipimpin oleh datu setempat.

    Sesuai dengan catatan I Tsing, Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak tahun 671, pada tahun 682 dari prasasti Kedukan Bukit di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Kedah dan Malayu menjadi bagian kekuasaan Sriwijaya.



    Berdasarkan prasasti Kota Kapur pada tahun 686 ditemukan di pulau Bangka, bagian selatan Sumatera ini telah dikuasai kemaharajaan Sriwijaya, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung.

    Prasasti ini juga menyatakan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan petualangan militer untuk menghukum Bumi Jawa yang tidak mau berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah dan Tarumanagara di Jawa Barat yang kemungkinan besar akibat diserang Sriwijaya.

    Sriwijaya tumbuh dan sukses mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Jawa, Laut China Selatan, dan Selat Karimata. Ekspansi kerajaan ini ke Semenanjung Malaya dan Jawa, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan di Asia Tenggara.

    Berdasarkan penelitian, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Kamboja dan Thailand. Pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina di abad ke-7, mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melakukan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina.



    Kota Indrapura di wilayah tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai pendiri imperium Khmer, raja Khmer Jayawarman II, di abad yang sama memutuskan hubungan dengan Sriwijaya.

    Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Holing dan Tarumanegara berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, wangsa Sailendra pada masa ini pula bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula, di semenanjung Melayu Langkasuka menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Trambralinga dan Pan Pan, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

     Setelah Dharmasetu, yang menjadi penerus kerajaan adalah Samaratungga. Ia berkuasa pada tahun 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih perkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, Samaratungga membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pembangunannya pada tahun 825.

    Agama dan Budaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    upload.wikimedia.org
    Sebagai pusat pengajaran Agama Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari berbagai negara di Asia. Antara lain I Tsing seorang pendeta dari Tiongkok, yang melakukan ekspansi ke Sumatera dalam perjalanan belajarnya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, dan di abad ke-11, Atisha, seorang sarjana Buddha dari Benggala yang berperan dalam perkembangan Buddha Vajrayana di Tibet.



    I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya sebagai rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi sebuah pusat pembelajaran agama Buddha. Pelancong yang datang ke pulau ini menyatakan bahwa koin emas telah dipergunakan di pesisir kerajaan. Selain itu ajaran Buddha Mahayana  dan Buddha Hinayana juga turut berkembang di Sriwijaya.

    budaya India banyak mempengaruhi Kerajaan Sriwijaya, diawali oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya berhasil menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung ikut serta mengembangkan kebudayaan Melayu beserta bahasanya di Nusantara.

    Sangat memungkinkan bahwa Sriwijaya yang terkenal sebagai pusat bandar perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat dari para pedagang dan ulama muslim dari wilayah Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan yang awalnya merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh berkembang menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya kekuasaan Sriwijaya.

    Ada sumber yang menyatakan, karena adanya pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka pada tahun 718 Sri Indrawarman raja Sriwijaya memeluk Islam. Sehingga sangat memungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya ialah masyarakat sosial yang di dalamnya ada masyarakat Muslim dan Budha sekaligus.



    Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya mengirimkan surat ke khalifah Islam di Suriah. Pada salah satu teks berisi permintaan agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya, surat itu ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M).

    Perdagangan

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    mendoldilangit.blogspot.co.id
    Di dalam dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi penguasa dalam mengendalikan jalur perdagangan antara Tiongkok dan India, yakni dengan penguasaan atas selat Sunda dan  selat Malaka. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya mempunyai aneka komoditi seperti kayu gaharu, kapur barus, kepulaga cengkeh, pala,, gading, timah, dan  emas, yang membuat raja Sriwijaya kaya seperti raja-raja di India.

    Kekayaan yang amat banyak ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.

    Pada paruh pertama abad ke-10, diantara jatuhnya dinasti Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup heboh, terutama Fujian, negeri kaya Guangdong, kerajaan Min, dan kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya merauk keuntungan dari perdagangan ini.



    Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    kisahasalusul.blogspot.com
    Untuk memperkuat posisi kekuasaannyanya atas penguasaan kawasan di Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, dan sering mengantarkan utusan beserta upeti.

    Pada masa pertama kerajaan Khmer adalah daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengaku bahwa Chaiya, di propinsi Surat Thani, Thailand Selatan, sebagai ibu kota kerajaan  Khmer, pengaruh Sriwijaya terlihat pada bangunan pagoda Borom That yang arsitektur Sriwijaya. Setelah Sriwijaya jatuh, Chaiya terbagi menjadi tiga kota yaitu (Mueang) Chaiya, Khirirat Nikhom, dan Thatong (Kanchanadit).

    Sriwijaya juga ada hubungan dekat dengan kerajaan Pala dari Benggala, pada prasasti Nalanda mencatat bahwasanya raja Balaputradewa memberikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda.

    Hubungan dengan dinasti Chola di selat India juga cukup baik, dari prasasti Leiden mencatat bahwa raja Sriwijaya telah membangun vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma, namun setelah Rajendra Chola I naik tahta yang melakukan penyerangan di abad ke-11 hubungan antara Sriwijaya dan raja Balaputradewa menjadi buruk.



    Kemudian pada masa Kulothunga Chola I hubungan ini kembali membaik, di mana raja Sriwijaya di Kadaram mengirim utusan yang meminta diikrarkannya pengumuman pembebasan cukai di kawasan sekitar Vihara Culamanivarmma tersebut.

    Namun pada masa ini Sriwijaya dicap telah menjadi bagian dari dinasti Chola, dari kronik Tiongkok disebutkan bahwa Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) sebagai raja San-fo-ts’i pada tahun 1079 ikut serta membantu perbaikan candi di dekat Kanton, pada masa dinasti Song candi ini dijuluki dengan nama Tien Ching Kuan sedangkan pada masa dinasti Yuan dijuluki dengan nama Yuan Miau Kwan.

    Struktur pemerintahan

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    indonesiakaya.com
    Pembentukan negara satu kesatuan dalam ukuran struktur kekuasaan politik Sriwijaya, dapat dilcari dari beberapa prasasti yang di dalamnya mengandung info penting tentang mandala, kadātuan, samaryyāda, vanua, dan bhūmi.

    Kadātuan dapat diartikan kawasan dātu, (tanah rumah) tempat tinggal, tempat mas disimpan dan hasil cukai (drawy) sebagai wilayah yang harus dijaga. Kadātuan ini dikelilingi vanua, yang bisa dianggap sebagai wilayah kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terkandung vihara untuk tempat beribadah untuk masyarakatnya.



    Vanua dan Kadātuan ini merupakan suatu wilayah inti bagi Kerajaan Sriwijaya. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan wilayah yang bersebrangan dengan vanua, yang terhubung ke jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat dimaksudkan kawasan pedalaman. Sedangkan mandala adalah suatu kawasan yang berdiri sendiri dari bhūmi yang berada dalam kontrol kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

    Penguasa Sriwijaya disebut dengan Maharaja  atau Dapunta Hyang, dan dalam silsilah raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menuturkan berbagai jabatan dalam susunan pemerintahan kerajaan di masa Sriwijaya.

    Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    caleblira.tk
    Kerajaan maritim menjadi ciri Kemaharajaan Sriwijaya, mengandalkan kekuasaannya pada kekuatan armada lautnya dalam langkah menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam melindungi kapal-kapal dagang, mengawasi, mengambil cukai serta menjaga wilayah kekuasaan dan kedaulatannya.

    Sejarah dan bukti arkeologi mencatat, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan rebut kekuasaan di hampir seluruh kerajaan-kerajaan wilayah Asia Tenggara, antara lain: Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Filipina.



    Dominasi atas Selat Sunda dan Selat Malaka, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali jalan perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mentarif biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya sebagai gudang perdagangan dan pelabuhan yang melayani pasar India dan Tiongkok,.

    Sriwijaya juga disebut ikut berperan dalam menghancurkan kerajaan Medang di tanah Jawa, dalam prasasti Pucangan dijelaskan sebuah peristiwa Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di tanah Jawa Timur, di mana Haji Wurawari asal Lwaram yang dimungkinkan merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang yang menyebabkan terbunuhnya Dharmawangsa Teguh raja Medang terakhir.

    Raja Terkenal Kerajaan Sriwijaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
    www.wacana.co
    Raja-raja yang diketahui pernah menjabat sebagai Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut:

    Raja Daputra Hyang: Cerita mengenai raja Daputra Hyang ditemukan melalui prasasti Kedukan Bukit (683 M). Pada masa kekuasaannya, Raja Dapunta Hyang telah sukses memperluas daerah kekuasaannya sampai ke tanah Jambi. Sedari awal pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang bercita-cita supaya Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.



    Raja Dharmasetu: Pada masa kekuasaan Raja Dharmasetu, Kerajaan Sriwijaya meluas sampai ke  wilayah Semenanjung Malaya. Bahkan, Kerajaan Sriwijaya disana membangun sebuah pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga sanggup menjalin hubungan dengan Negri India dan China. Setiap kapal yang melayar dari China dan India selalu mampir di Bandar-bandar Sriwijaya.

    Raja Balaputradewa: Berita mengenai raja Balaputradewa awal diketahui dari catatan Prasasi Nalanda. Raja Balaputradewa menjabat sekitar abad ke-9, pada masa kekuasaannya, kerajaan Sriwijaya berkembang cepat menjadi kerajaan besar dan menjadi sebuah pusat agama Buddha di Asia Tenggara.

    Ia menjalin sebuah hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di India seperti Cola dan Nalanda. Balaputradewa merupakan keturunan dari dinas Syailendra, yaitu putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari kerajaan Sriwijaya.

    Raja Sri Sudamaniwarmadewa: Pada masa kekuasaan Raja Sri Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya pernah mengalami serangan dari Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Tapi, serangan tersebut berhasil digagalkan oleh para tentara Sriwijaya.



    Raja Sanggrama Wijayattunggawarman: Pada masa kekuasaannya, Kerajaan Sriwijaya mengalami sebuah serangan dari Kerajaan Chola. Yang dipimpin oleh Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola membuat serangan dan sukses merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrana Wijayattunggawarman akhirnya ditahan. Tapi pada masa kekuasaan Raja Kulottungga I Kerajaan Chola, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman kemudian dibebaskan.

    Dapunta Hyang Sri Jayanasa
    Sri Indravarman
    Rudra Vikraman
    Maharaja WisnuDharmmatunggadewa
    Dharanindra Sanggramadhananjaya
    Samaratungga
    Samaragrawira
    Balaputradewa
    Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
    Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
    Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
    Hie-tche (Haji)
    Sumatrabhumi
    Sangramavijayottungga
    Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
    Rajendra II
    Rajendra III
    Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
    Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
    Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

    Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

    Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap

    Walaupun Sriwijaya cuma tersisa sedikit peninggalan arkeologi dan juga terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali mengenai kemaharajaan bahari ini oleh Coedès di tahun 1920-an telah memhidupkan kesadaran bahwa dalam bentuk persatuan politik raya berbentuk kemaharajaan yang terdiri atas perpecahan kerajaan-kerajaan bahari, dulu pernah tumbuh, bangkit, dan berjaya di masa lalu.

    Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga memuliakan Sriwijaya sebagai sumber yang dibanggakan dan bukti kejayaan pada masa lampau Indonesia. kejayaan Sriwijaya telah menjadi suatu kebanggaan identitas daerah dan nasional, khususnya bagi para penduduk kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

    Keluhuran Sriwijaya bagi penduduk Palembang, telah menjadi sebuah inspirasi seni budaya, semisal lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat selatan Thailand yang kembali menciptakan tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada kemuliaan seni budaya Sriwijaya.



    Di Indonesia, nama Sriwijaya telah diabadikan dan digunakan sebagai nama jalan di banyak kota, dan nama ini sudah melekat dengan ciri kota Sumatera Selatan dan Palembang. Universitas Sriwijaya yang berdiri pada tahun 1960 di Palembang diberikan nama berdasarkan kedatuan Sriwijaya.

    Demikian juga Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Sriwijaya TV, Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian karena  untuk memuliakan, menghormati, dan merayakan kejayaan kemaharajaan Sriwijaya.



    Bagikan ini:
    Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)110Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)110Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
    Terkait
    29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut Peninggalan Kerajaan
    Juni 5, 2017
    dalam "Home"
    Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Serta Prasasti dan Letaknya
    Mei 24, 2017
    dalam "Home"
    Catatan Lengkap Sejarah Kerajaan Kediri Dari awal Berdiri Hingga Runtuhnya Kerajaan
    Februari 1, 2018
    dalam "Sejarah"
    Kategori Home, Sejarah
    Tag candi, prasasti, sejarah, sriwijaya
    Navigasi Tulisan
    12 Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan Lengkap dengan Gambar dan Deskripsinya
    Panduan Sholat Tahajud Terlengkap (Niat, Keutamaan, Cara, Waktu Keajaiban dan Kebahagiaan Sholat Tahajud)

    Tinggalkan komentar

    AKP AN

    Senin, 19 Agustus 2013

    KERAJAAN MAJAPAHIT


    Kerajaan Majapahit
    Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap dengan Masa Kejayaan di Nusantara
    27 Juli 2017 Oleh Delvatinson



    KERAJAAN MAJAPAHIT ( lipanri online ) – Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar didalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini memiliki daerah kekuasaan yang terpampang luas dari ujung timur hingga ujung barat dan juga sampai ke daerah negara tetangga.

    Dimasa kejayaan kerajaan majapahit, majapahit mempunyai keinginan yang begitu besar yaitu ingin menyatukan nusantara melewati dari sumpah Gajah Mada. Tetapi bagaimana sih kisah sebenarnya tentang sejarah dari kerajaan majapahit ini? Berikut ini ialah akan ada pembahasan tentang sejarah dari majapahit.

    Contents [hide]

    1 Sejarah Kerajaan Majapahit
    2 Kejayaan Majapahit
    3 Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit
    4 Kebudayaan Majapahit
    5 Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit
    6 Runtuhya Kerajaan Majapahit
    6.1 Kemunduran Kerajaan Majapahit
    6.2 Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit
    7 Peninggalan Kerajaan Majapahit
    7.1 1. Candi Cetho
    7.2 2. Candi Sukuh
    7.3 3. Candi Pari
    7.4 4. Gapura Waringin Lawang Majapahit
    7.5 5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit
    7.6 6. Candi Brahu Mojokerto
    8 Sastra Majapahit
    8.1 Karya Sastra Majapahit Awal
    8.1.1 Kitab Negara Kertagama
    8.2 Kitab Arjuna Wijaya
    8.3 Kitab Parthayajna
    8.4 Kitab Sotasoma
    9 Karya Sastra Majapahit Akhir
    9.1 Kitab Pararaton
    9.2 Kitab Sorandakan
    9.3 Kitab Sudayana
    9.4 Kitab Ranggalawe
    9.5 Tantu Panggelaran
    9.6 Kitab Calon Arang
    9.7 Kitab Panji Wijayakrama
    9.8 Kitab Usana Jawa
    10 Patih Gajah Mada Majapahit
    11 Silsilah Kerajaan Majapahit
    11.1 1. Raden Wijaya
    11.2  2. Jayanegara
    11.3 3. Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani
    11.4 4. Hayam Wuruk
    11.5 5. Ratu Kusumawardhani
    12 Keruntuhan Kerajaan Majapahit
    12.1 Bagikan ini:
    12.2 Terkait
    Sejarah Kerajaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    ahmadsamantho.wordpress.com
    Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Agama hindu dan budha yang berada di daerah Negara Indonesia. Kerajaan ini kurang lebih berdiri sekitar pada tahun 1293 sampai tahun 1500 Masehi dan dimasa awal kejayaan Majapahit, Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Wijaya.




    Raden Wijaya memimpin Majapahit ini kurang lebih sekitar pada tahun 1293 hingga pada tahun 1309. Selepas itu Kerajaan tersebut dikuasai oleh Jayanegara yang jahat dan Jayanegara ini sempat menguasai Kerajaan Majapahit pada tahun 1309 hingga tahun 1328 Masehi.

    Selepas Jayanegara dibunuh, maka kekuasan Majapahit ini diganti oleh Tribhuwana Tungga Dewi yang mana beliaulah yang mengakibatkan Kerajaan Majapahit kembali kepada masa-masa kejayaannya selama berdaulat pada tahun 1328 hingga pada tahun 1305 Masehi.

    Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya

    Kejayaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    jelajah-nesia.blogspot.co.id
    Kerajaan Majapahit menggapai pada puncak kejayaannya ketika di masa kekuasaan Hayam Wuruk. Ketika Hayam Wuruk berkuasa di tahun 1350 sampai tahun 1389 M. Selama Hayam Wuruk berkuasa, Majapahit sukses menguasai atau merajai Borneo, Sumatra, Bali, Semenanjung Malaya bahkan hingga masuk ke Negara Filipina.




    Ketika pada masa itu Majapahit dapat dibilang sebagai negara terbesar yang pernah ada didalam sejarah Indonesia. Bersama dengan perdana mentri Gajah Mada, Majapahit memiliki misi-misi besar yaitu misi-misi besar tersebut ialah mempersatukan nusantara.



    Saking seriusnya ingin mempersatukan nusantara, Gajah Mada hingga melontarkan sumpah yan mana sumpah tersebut diberi nama dengan sumpah palapa dan arti dari sumpah palapa tersebut ialah “tidak akan mundur dari masa jabatannya sebelum berhasil dalam mempersatukan nusantara”.

    Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    oediku.wordpress.com
    Ketika dahulu di jaman Kerajaan Majapahit memakai sistem perekonomian yang sangat maju perkembangannya. Walupun rata-rata masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini bekerja sebagai petani, akan tetapi ada juga masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini yang tidak bertani, dan dia bekerja sebagai pedagang.

    Saking majunya perdaganan di Kerajaan Majapahit ini hingga dijadikan sebagai pusat pertemuan-pertemuan para saudagar- saudagar kaya yang berasal dari Negara India dan Negara China. Pada jaman itu Majapahit meng-ekspor hasil bumi keluar negeri yang berasal dari Jawa yaitu garam, lada, kain-kain dan juga rempah-rempah lainnya.

    Pada masa itu Majapahit telah mencetak uang logamnya dari berbagai macam campuran bahan seperti tembaga dan perak untuk dijadikan sebagai sarana transaksi.



    Kebudayaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    kompasiana.com
    Kebudayaan pada masyarakat Majapahit ialah kebudayaan Hindu yang telah masuk pada Agama Budha. Sehingga ketika dimasa kepemerintahannya kerap diadakan sebuah acara kebudayaan seperti acara sebuah pemujaan. Pemujaan-pemujaan yang dilakukan ialah pemujaan Siwa dan Waisnawa kepada Dewa Wisnu.


    Selain dari itu, raja yang memimpin kekuasan kerajaan Majapahit dianggap sebagai jelmaan Budha. Biasanya perenan-peranan tersebut diadakan di Trowulan dan lokasinya di candi-candi. Candi-candi tersebut diantaranya ialah Candi Bajangratu trowulan, Mojokerto dan Candi Tikus.

    Candi-candi itu telah menggunakan arsitektur yang bagus dengan dilengkapi bahan-bahan bangunan seperti bata, perekat gula, dan menggunakan getah pohon.

    Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit
    kerajaan majapahit
    wikimedia.org
    Majapahit diadakan berdasarkan kepemerintahan yang berstruktur kerajaan. Adanya penyelenggaraan kepemerintahan itu dibagikan kepada pejabat-pejabat yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan atau bisa disebut juga dengan mengadakan negara.




    Diantaranya pejabat-pejabat tersebut ialah:

    Rkryan Mahamantri Kartini yang biasa dijabat putra-putra raja
    Rakryan Mantri Ri pakira-kiran adalah dewan menteri yang menjalankan kepemerintahan.
    Dharmmadhyaksa adalah para pejabat hukum keagaamaan di wilayah Kerajaan Majapahit.
    Dharmma Upapatti adalah para pejabat-pejabat keagamaan di Majapahit.
    Para pejabat-pejabat itu memegang beberapa bagian wilayah dari Kerajaan Majapahit seperti pada wilayah Kembang Jenar, Matahun Pajang, Singhapura, Kelinggapura, Wengker, Jagaraga, Daha, Kabalan, Keling, dan pada wilayah Kahuripan.

    Runtuhya Kerajaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    sejarah10abad.blogspot.co.id
    Majapahit adalah salah satu kerajaan yang bertepatan lokasi didaerah Jawa Timur sejak dari tahun 1293 sampai tahun 1500 an.

    Penguasa-penguasa terbesar di Kerajaan Majapahit yaitu Hayam Wuruk, yang mana hayam wuruk ini sudah memimpin kerajaan sejak tahun 1350 hingga pada tahun 1389 yang mana tahun itu adalah puncak-puncak kejayaannya Majapahit.




    Pada masa itu Majapahit sudah mendirikan kerajaan lain yang berada di wilayah selatan Semenanjung Melayu, Sumatera, Bali, Kalimantan, Bali, Indonesia bagian tumur, dan di Negara Filipina. Majapahit ini adalah kerajaan terakhir dari kerajaan-kerajaan hindu lainnya.

    Majapahit ini selain menjadi kerajaan terakhir pada masanya, kerajaan ini telah dianggap bahwa kerajaan tersebut sebagai salah satu negara terbesar didalam sejarah Indonesia. Pada masa itu penduduk-penduduk majapahit sudah mengembangkan kecanggihan-kecanggihan tingkat tinggi baik itu didalam kegiatan artistik ataupun komersial.

    Pada saat itu modal yang sudah dimiliki oleh para penduduk-penduduk Majapahit diantaranya ialah seni dan sastra yang mana sastra dan seni itu memiliki perkembangan yang sangat pesat sekali. Bahkan Sistem-sistem perekonomian kontan atau tunai telah mulai berkembang sedikit demi sedikit.

    Berlandaskan dari bidudidaya perdagangan. selain dari itu, juga didukung dengan ber-anekaragam profesi dan industri. Ketika pada tahun 1527 Majapahit ini adalah kerajaan yang disebut dengan kerajaan paling besar di nusantara ini bertekuk lutuk kepada Kesultanan Demak.



    Sesudah kejadian itu Kerajaan Majapahit merupakan sebuah lambang kebesaran Indonesia pada masanya, selain menjadi lambag, Majapahit ini sudah menimbulkan banyak sekali bena polotik termasuk juga dengan kesultanan Ilsam Demak, Lalu panjang, Lau Mataram, dan berbagai kerajaan-kerajaan lainnya yang terdapat di daerah Jawa Tengah.

    Kemunduran Kerajaan Majapahit
    Sesudah kematiannya Hayam Wuruk pada tahun 1389, kedaulatan Majapahit memasuki masa-masa kemunduran karena adanya masalah. Kemudian Hayam Wuruk digantikan oleh seorang putri mahkota Kusumawardhani, yang mana pada masa itu putri mahkota tersebut menikah dengan seorang kerabat dekatnya, yakni Pangeran Wikramawardana.

    Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra yang mana putra tersebut dihasilkan dari pernikahan sebelumnya, yakni Pangeran Wirabhumi, yang juga ikut menyatakan tahta.

    Adanya perang sipil seperti ini dan yang mana perang itu disebut sebagai Paregreg diperkirakan telah terjadi kurang lebih sekitar pada tahun 1405 sampai 1406, dan adanya peperangan itu menimbulkan Wikramawardhana sebagai pemenang yang memenangkan peperangan tersebut, dan Wirabhumi ditangkan lalu dipenggal hidup-hidup.



    Wikramawardana memimpin Kerajaan Majapahit sampai pada tahun 1426 lalu digantikan dengan putrinya yang mana putrinya bernama Suhita, Putri Suhita memimpin kerajaan sejak tahun 1426 sampai pada tahun 1447. Putri Suhita ini adalah anak kedua dari Wikramawarddhana dari istri yang lainnya yang bernama Putri Wirabhumi.

    Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit
    Kerajaan Majapahit tidak mempunyai penggerak dari pusat kepemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sebuah kesatuan di daerahnya sesudah dari Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.
    Lalu susunan-susunan dari kepemerintahan Majapahit yang memiliki kesaaan pada sistem negara sekutu pada masa modern dan banyaknya kebebasan-kebebasan yang memang diberi oleh kepemerintahan pada masa itu untuk bertujuan memuahkan daerah-daerah yang menggambarkan jajahan untuk meluputkan diri sendiri begitu saja sesudah mengetahui apabila pusat pemerintahan itu sedang terjadinya kekosongan terhadap kekuasaan.
    Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab kemunduran yang selanjutnya ialah terjadinya peperangan antar saudara, hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi suatu permasalahan terbesar dari Kerajaan Majapahit ini adlah terjadinya peperangan antar saudara, yang mana peperangan yang paling populer pada masa itu adalah Perang Paregreg yang terjadi pada tahun 1401 sampai 1406.
    Yang terakhir ialah masuknya Agama Islam dari zaman Kerajaan yang berada di daerah Kediri Jawa Timur yang mana kerajaan itu memperlihatkan kekuatan-kekuatan baru yang berani melawan Majapahit. Hal ini merupakan kondisi terburuk yang terjadi pada Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini memang benar-benar sedang dalam ancaman kehancuran sesudah seluruh kerajaan-kerajaan Islam bersatu dan menjadi satu.
    Peninggalan Kerajaan Majapahit

    kerajaan majapahit
    kisahasalusul.blogspot.com
    Majapahit, majapahit merupakan sebuah kerajaan yang begitu besar di Negara Indonesia. Sudah tidak heran apabila ia meninggalkan peninggalan-peninggalan yang memiliki sejarah besar dalam peninggalan tersebut. Apa saja sih yang telah ditinggalkan oleh Kerajaan Majapahit ini?

    Yuk, langsung saja kita simak peninggalan apa saja yang telah ditinggalkan oleh kerajaan tersebut dibawah ini:

    1. Candi Cetho
    kerajaan majapahit
    yukpiknik.com
    Candi Cetho ialah candi yang dialokasi bagi orang yang beraga Hindu peninggalan masa-masa akhir kepemerintahan Majapahit pada abad ke 15. Terdapat sebuah laporan ilmiah pertama tentang candi cheto yang dibangun oleh Van de Vlies pada tahun 1842. A.J. Bernet Kempers juga ikut melakukan penelitian tentangnya,




    Penggalian pertama kalinya yang dilakukan untuk kepentingan rekonstruksi pada tahun 1928 yang dipimpin oleh Dinas Purbakala dari Hindia Belana. Berlandaskan kondisinya ketika terjadinya reruntuhan candi tersebut mulai di analisa, ternyata usia dari candi ini tidak berbeda jauh dengan usia candi sukuh.

    Keberadaan lokasi candi ini adalah bertepatan di Dusun Ceto, Kecamatan Jenawi, Desa Gumeng, Kabupaten Karanganyar, yang mana lokasi dari candi tersebut berada pada ketinggian 1400 MDPL (meter diatas permukaan laut).

    2. Candi Sukuh
    kerajaan majapahit
    flickr.com
    Candi sukuh adalah komplek dari candi-candi yang beragama Hindu yang berada di daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh ini termasuk didalam kategori sebagai candi yang beragama Hindu karena ditempat itu telah dijumpai obyek pujaan lingga dan yani oleh orang-orang dahulu.


    Candi Sukuh ini tergolong sebagai candi yang sangat polemis, karena bentuk dari candi tersebut tidak biasa saja dan banyak juga obyek-obyek yoni dan lingga yang mewujudkan seksualitas. Candi Sukuh ini sudah sejak lama untuk diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs warisan dunia dari tahun 1995.



    3. Candi Pari
    kerajaan majapahit
    idsejarah.net
    Candi Pari merupakan salah satu sebuah monumen peninggalan sejarah masa-masa klasik negara Indonesia yang letaknya berada didaerah Desa Candi Pari, Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Porong, Jawa Timur Indonesia. Keberadaan lokasi candi tersebut berada kurang lebih di sekitar 2 KM kearah barat laut.


    Ketika pada jaman dahulu kala, diatas gerbang candi itu terdapat sebuah batu serta angka yang mewujudkan angka tahun 1293 (1371 M). Dan juga merupakan salah satu monumen peninggalan dari jaman Kerajaan Majapahit yang mana waktu itu masih pada kepemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi.

    4. Gapura Waringin Lawang Majapahit
    kerajaan majapahit
    mblusuk.com
    Waringin Lawang ini adalah bahasa Jawa dan apabila Waringin Lawang ini diartikan kedalam bahasa Indonesia ini artinya adalah ‘Pintu Beringin’. Gapura besar ini dibuat dari bahan utama batu-bata merah dengan luas lahan 13 x 11 meter dan tinggi dari gapura tersebut sekitar 15,5 meter.


    Gapura ini diperkirakan dibangun kurang lebih pada abad ke-14. Gerbang dari bangunan ini biasa disebut seperti candi bentar atau dengan jenis gerbang yang terbelah. Gaya bangunan seperti ini disangka muncul ketika masih pada masa kepemimpinan Majapahit dan pada saat ini banyaknya dijumpai dalam bangunan-bangunan Bali.



    5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit
    kerajaan majapahit
    kartuwayang.wordpress.com
    Lokasi candi hindu terletak di daerah Desa Jabung, Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Paiton, Provinsi Jawa Timur. Bentuk bangunan pada candi tersebut dibuat dari bahan utama batu-bata merah, meskipun candi itu dibuat dari bahan-bahan batu-bata merah tetapi usia kekokohan pada candi tersebut mampu bertahan sampai ratusan tahun.


    Menurut keyakinan, Agama Budaha didalam sebuah kitab yang mana nama dari kitab tersebut adalah Nagarakertagama menjelaskan bahwa Candi Jabung ini merupakan sebuah sebutan dengan nama Bajrajinaparamitapura.

    Didalam kitab Nagarakertagama menuliskan bahwa Candi Jabung ini sudah kunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada kunjungan ketika beliau sedang keliling ke daerah Jawa Timur pada tahun 1359 M.

    Namun disebutkan didalam Kitab Pararaton bahwa Sajabung itu ialah merupakan sebuah tempat pemakaman salah seorang anggota keluarga raja. Bentuk bangunan candi ini hampir sama dengan bentuknya Candi Bahal yang ada didaerah Bahal, Provinsi Sumatera Utara.



    6. Candi Brahu Mojokerto
    kerajaan majapahit
    idsejarah.net
    Letak Candi Brahu itu didaerah Dukuh Jambu Mente, Kecamatan Trowulan, Desa Bejijong, Kabupaten Mojokerto. Letak lokasi Candi Brahu ini bertepatan dengan kantor suaka peninggalan purbakala dan sejarah Jawa Timur. Sebagian dari orang memiliki pendapat masing-masing bahwa umur Candi Brahu ini lebih tua apabila dibandingkan dengan candi-candi lainnya di Trowulan.


    Penanaman Brahu ini dikaitkan dengan kata-kata Warahu atau Wanaru yang mana bangunan-bangunan suci yang terdapat di prasasti tembaga yang dapat ditemukan kurang lebih sekitar 45 m dari lokasi Candi Brahu.

    Batu tulis ini dibuat kurang lebih pada tahun 939 Masehi atau 861 Saka diatas perintah dari sang raja Mpu Sindok yang berasal dari Kerajaan Kahuripan. Konon katanya candi inilah dijadikan sebagai tempat pembakaran raja-raja Brawijaya.

    Akan tetapi, menurut analisa seseorang yang dikerjakan oleh para ahli tidak menjumpai hasil adanya bekas abu-abu pembakaran jenazah atau mayat, lantaran tembok atau dinding pada candi sekarang ada pada keadaan kosong.



    Sastra Majapahit
    kerajaan majapahit
    kliping.co
    Apakah kalian mengetahui bahwa ketika di jaman Majapahit aspek sastra memuai dengan sangat cepat sekali. Berbagai macam karya-karya sastra dibuat dan hasil dari karya sastra tersbut dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian jaman Majapahit awal dan jaman Majapahit Akhir.


    Penasaran dengan karya sastra yang telah dihasilkan di jaman Majapahit, berikut ini akan ada pembahasan dan penjelasan tentang karya sastra Majapahit awal dan karya sastra Majapahit akhir. Yuk, langsung saja simak ulasan dibawah ini.

    Karya Sastra Majapahit Awal
    kerajaan majapahit
    indrasugiarto.com
    Karya sastra majapahit awal yang mana karya sastra tersebut dibuat diawal kerajaan Majapahit, berikut inilah karya-karya sastra peninggalan Majapahit awal.


    Kitab Negara Kertagama
    Kitab Negara Kertagama ini adalah sebuah kitab yang dikarang oleh Empu Prapanca. Isi dari kitab ini adalah menceritakan tentang kondisi kota Majapahit, perjalanan-perjalanan dan wilayah-wilayah jajahan Hayam Wuruk yang memutari daerah kekuasaannya.



    Bukan hanya itu saja, didalam sebuah kitab mengatakan bahwa adanya upacara Sradda untuk Putri Gayatri, menyinggung dengan kehidupan, kegamaan, dan kepemerintahan ketika di zaman Majapahit. Sebenarnya Kitab Negara Kertagama ini lebih memiliki nilai yaitu sebagai sumber sejarah budaya daripada menjadi sumber sejarah politik.

    Karena, tentang raja-raja yang berkuasa dimasa itu hanya dikatakan dengan cara singkat, terutama para raja-raja di Singasari dan Majapahit lengak dengan tahun-tahunnya.

    Kitab Arjuna Wijaya
    Kitab Arjuna Wijaya ini juga masih termasuk didalam kategori kitab yang di karang oleh Empu Tantular. Isi dari kitab ini adalah menceritakan mengenai seseorang raksasa Kunjarakarna yang mana seorang raksasa itu ingin sekali menjadi manusia.

    Lalu dia pun menghadap kepada Wairocana dan diizinkan untuk melihat neraka. Karena dia sangat taat atau patuh kepada ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh agama Buddha, dan pada akhirnya apa yang dia inginkan itu pun terkabul.



    Kitab Parthayajna
    Kitab Prthayajna ialah sebuah kitab yang mana kitab tersebut sampai saat ini belum ada yang mengetahui siapa pengarang atau pencipta kitab tersebut. Isi dari kitab ini ialah mengenai keadaan Pandawa sesudah kalah ketika sedang bermain dadu, dan pada akhir cerita mereka melakukan kegiatan seperti mengembara di hutan-hutan.

    Kitab Sotasoma
    Kitab Sotasoma ialah sebuah kitab yang juga dikarang oleh Empu Tantular. Kitab ini menceritakan mengenai riwayat hidup Sotasoma, dimana seorang anak raja menjadi pendeta Buddha pada masa itu. Dia siap atau bersedia untuk berkorban atau mengorbankan dirinya untuk mementingkan kepentingan seluruh umat manusia yang mana seorang manusia itu sedang berada didalam kesulitan.

    Maka dari itu, banyak manusia-manusia yang tertolong karena jasa beliau yang telah mengorbankan dirinya. Didalam kitab ini selain membahas riwayat terdapat juga sebuah ungkapan-ungkapan kata yang berbunyi “Bhinneka Tuggal Ika, TanHana Dharma Mangrawa”, lalu digunakan sebagai motto Negara Indonesia hingga saat ini.

    Karya Sastra Majapahit Akhir
    kerajaan majapahit
    tandapagar.com
    Karya Sastra pada saat jaman Majapahit Akhir, Kitab tersebut ditulis didalam buku yang mana tulisan kitab tersebut ditulis dengan menggunakan aksara bahasa Jawa Tengah. Diantara dari banyaknya karya-karya yang diciptakan pada zaman ini diantaranya ditulis dalam sebuah bentuk tembang, dan ada juga karya yang berbentuk seperti gancaran.



    Berikut dibawah ini adalah peninggalan-peninggalan sastra karya Majapahit akhir, yuk langsung saja kita simak pembahasannya.

    Kitab Pararaton
    Kitab Pararaton alah kitab yang isinya menceritakan kisah-kisah hidunya seorang raja Majapahit dan seorang raja Singasari. Selain dari itu, didalam kitab Pararaton ini menceritakan mengenai pemberontakan Sora dan Ranggalawe, Jayanegara dan menceitakan peristiwa Bubat.

    Kitab Sorandakan
    Kitab Sorangakan adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung, kitab Sorandakan ini menceritakan mengenai pemberonkan Sora kepada Raja Jayanegara yang berada didaerah Lumajang.

    Kitab Sudayana
    Isi dari kitab sudayana ini adalah menceritakan tentang Peristiwa Bubat, yaitu sebuah agenda penikahan yang lalu berubah menjadi sebuah pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran dibawah kepemimpinan seorang raja yang bernama Gajah Mada.



    Didalam pertempuran tersebut raja yang berasal dari tanah suda ini dengan para pembesar-pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka meinggal dengan cara melakukan bunuh diri.

    Kitab Ranggalawe
    Mungkin telinga kalian sudah tidak asing lagi ketika mendengar kitab ini. Kitab ini adalah Kitab Ranggalawe, yang mana Kitab Ranggalawe ditulis dalam bentuk kidung dan mencerutakan mengenai pemberontakan Tanggalawe dari Tuban kepada Jayanegara.

    Tantu Panggelaran
    Tantu Panggelaran dalah sebuah kitab yang mengisahkan tentang pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau yang dipindah oleh Dewa Brahma. Dewa Siswa dan Dewa Wisnu. Runtuhan-runtuhan Gunung Semeru yang berada di sepanjang pulau Jawa sudah menjadi Gunung-Gunung di Pulau Jawa.

    Kitab Calon Arang
    Kitab Calon Arang ini kitab yang didalamnya menceritakan tentang seorang tukang tenun yang mana tukang tenunng itu bernama Calon Arang yang ketika itu beliau hidup di masa kepemerintahan Airlangga. Beliau mempunyai seorang anak yang sangat cantik dan menawan, tetapi tidak ada seseorang pun yang berani mendekatinya.



    Dengan sendirinya Calon Arang pun terasa terhina dan menyebarluaskan penyakit di seluruh negeri. Atas perintah dari Airlangga beliau bisa dibunuh oleh Empu Bharada.

    Kitab Panji Wijayakrama
    Kitab Panji Wijayakrama ini ditulis dalam bentuk kidung sama dengan kitab-kitab lainnya, isi dari tulisan di kitab ini yaitu menceritakan sebuah kisah riwayat hidup Raden Wijaya sampai beliau menjadi Raja Majapahit.

    Kitab Usana Jawa
    Kitab ini adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung juga, isi dari kitab ini adalah menceritakan tentang penaklukan Pulai Bali oleh Gajah Mada.

    Patih Gajah Mada Majapahit
    kerajaan Majapahit
    netralnews.com
    Apabila membicarakan mengenai sejarah Kerajaan Majapahit tentu saja tidak dapat lepas dari satu tokoh, yakni Gajah Mada. Ia adalah merupakan sesosok patih yang sangat terkenal didalam sejarah kerajaan di Negara Indonesia.




    Tidak begitu banyak informasi-informasi yang tersedia tentang cerita masa kecil Gajah mada. Hanya terdapat beberapa tulisan menerangkan bahwa Gajah Mada ketika masih kecil berasal dari kalangan rakyat-rakyat jelata.

    Tokoh utama dalam kerajaan Majapahit ini mengalami peningkatan karir yang mana peningkatan karir tersebut sangat cepat sekali sesudah beliau berhasil menyelamatkan raja kedua Majapahit, Jayanegara dari kisah pemberontakan yang di selenggarakan oleh Ra Kuti kurang lebih sekitar tahun 1319.

    Sesudah kejadian itu, kemudian Gajah Mada langsung diangkat menjadi seorang patih di Kerajaan Majapahit.

    Ketika Gajah Mada sudah menjabat sebagai patih di kerajaan Majapahit, Gajah Mada sangat sibuk karena terjadinya pemberontakan yang sudah terjadi dimana-mana terutama sesudah meninggalnya Raden Wijaya. Pemberontakan terjadi karena orang-orang bekas istana kerajaan mempunyai keinginan untuk mengambilh alih kekuasaan, ada juga wilayah-wilayah lainnya yang ingin melepaskan diri dari wilayah kekuasaan Majapahit.



    Karena prestasinya yang bagus Gajah Mada sempat diangkat menjadi Patih Kahuripan dan menjadi Patih Doha. Karir militernya semakin menaik dan meninggi ketika masa pemerintahan Trubhuwana Wijayatunggadewi. Beliau diangkat menjadi Patih Majahait sesudah berhasil menyelesaikan pemberontakan di wilayah Sadeng dan Keta.

    Ketika menjadi sebagai Mahapatih, Gajah Mada melakukan ekspansi besar-besaran ke seluruh penjuru Nusantara dalam rangka untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hasil ekspansi tersebut pun berjalan dengan sempurna dan tidak sia-sia.

    Gajah Mada mampu mengambil alih kerajaan penting seperti halnya Kerajaan Pejeng di daerah Bali, dan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Malayu.

    Puncak-puncaknya karir Gajah Mada terjadi ketika sedang berada di pemerintahan Hayam Wuruk. Beliau diangkat menjadi Patih Amangkubumi. Sosok Gajah Mada di Kerajaan Majapahit ini seolah-olah tidak akan bisa digantikan lagi oleh siapapun.



    Mengingat peran dari Gajah Mada yang begitu esensial dalam sistem-sistem pemerintahan. Pada masa ini juga sebuah janji yang sakral mulai dikenal oleh masyarakat-masyarakat, yakni Sumpah Palapa.

    Sumpah Palapa dinyatakan pada tahun 1336 Masehi atau kurang lebih pada tahun 1258 Saka, tepat sesudah beliau diangkat menjadi Patih Amangkubumi.

    Baca Juga Referensi artikel Kerajaan Pajajaran

    Silsilah Kerajaan Majapahit
    kerajaan majapahit

    brainly.co.id
    Selama berdirinya kerajaan majapahit, kerajaan majapahit sudah mendapati beberapa kali pergantian seorang pemimpin atau raja, dari jaman ke jaman kerajaan tersebut selalu mengalami pergantian seorang pemimpin. Berikut ini ialah nama-nama raja yang pernah memimpin kerajaan majapahit:

    1. Raden Wijaya
    Raden Wijaya adalah orang yang pertama sebagai Raja Majapahit, yang mana Raden Wijaya ini diangkat pada tahun 1293 M. Raden Wijaya memiliki empat orang istri, dari keempat istrinya Raden Wijaya dikaruniai beberapa orang anak, yakni Jayanegara dari petak, Tribuhuwanatunggadewi dan yang terakhir Pujadewi Mahrajasa dari istrinya yang bernama Gayatri.



     2. Jayanegara
    Sesudah Raden Wijaya turun dari kepemimpinannya, kepemerintahan pun langusung beralih ke Jayanegara. Akan tetapi, pada zaman kepemimpinannya banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dimana-mana. Salah satu yang sangat berbahaya ialah pemberontakan kuti pada tahun 1319.

    Ketika masa itu, kuti berhasil menjabat sebagai pemimpin ibu kota dan membuat Jayanegara hijrah dari masa ke Bedander. Akan tetapi, kejadian-kejadian pemberontakan tersebut berhasil diselesaikan oleh para pasukannya Bhayangkari dibawah kepemimpinannya Gajah Mada tahun 1328 M, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Tanca.

    3. Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani
    Sesudah Raja Jayanegara meninggal dunia, beliau mempunyai adik tiri yang mana nama adik tiri tersebut adalah Bhre Kahuripan yang dilantik sebagai raja, dan juga diberi gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawusnuwardhani. Pelantikan ini dilandasi oleh Raja Jayanegara yang tidak mempunyai keturunan.

    Bhre Kahuripan ini memimpin bersama suaminya Bhre Singasari, dan juga ditunjang oleh Patih Gajah Mada. Dijelaskan didalam Kitab Negarakertagama bahwa ketika pada zaman pemerintahan atau kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi, terjadi suatu pemberontakan yang besar-besaran yaitu Sadeng dan Keta pada tahun 1331.



    Akan tetapi pemberontakan-pemberontakan tersebut bisa dipadamkan dan diselesaikan oleh Gajah Mada, sehingga Gajah Mada ini dilantik menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit. Ketika memasuki tahun 1350, Tribhuwanatunggadewi meninggal dunia dan kedudukan kerajaan majapahit ini diberikan kepada anaknya yang bernama Hayam Wuruk.

    4. Hayam Wuruk
    Hayam Wuruk ini memiliki gelar sebagai Sri Rajasanegara. Ketika beliau diberikan kedudukan di kerajaan, beliau masih sangat muda sekali yaitu berusia sekitar 16 tahun. Maka dari itu, ketika didalam pelaksanaan kepemimpinannya, beliau diaping oleh Mahapatih Gajah Mada.

    Ketika di zaman kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan majapahit ini bisa mencapai itik puncak kejayaan dan kemerdakaannya. Daerah-daerah kekuasaan kerajaan ini semakin melebar luas sampai ke seluruh penjuru Nusantara bahkan sampai-sampai ke Negara Singapura dan Semenanjung Melayu.

    Pengaruhnya pun bisa tersebar luas sampai ke Negara Filipina bagian selaan, Negara Tahiland, dan Indocina.



    5. Ratu Kusumawardhani
    Sesudah Hayam Wuruk turun dari kepemimpinannya, kedudukan kerajaan majapahit ini diberikan kepada Ratu Kusumawardhani. Ketika berada di zaman kepemimpinan Ratu Kusumawardhani, terjadilah peperangan paregreg, yakni terjadinya peperangan saudara antara raja dan Wirabhumi.

    Dan akhirnya peperangan saudara ini berakhir sudah setelah terbunuhnya dan meninggalnya Wirabhumi. Sesudah masa kepemimpinannya Ratu Kusumawardhani, telah diketahui bahwa masih ada beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan majapahit.

    Akan tetapi diantara raja-raja tersebut tidak ada yang mempunyai kharisma seperti pada raja-raja sebelumnya. Dan hasil akhir sesudah kepemimpinan Pandan alas, dan juga digantukan oleh kepemimpinan Giridrawardhana, kerajaan ini mendapati kemunduran yang sangat drasitis dan pada akhirnya kerajaan ini mendapati kehancuran.

    Keruntuhan Kerajaan Majapahit
    kerajaan majapahit
    toriolo.com
    Sesudah masa kejayaan dan kemerdekaan berakhir, dan akhirnya kerajaan majapahit ini runtuh. Berikut dibawah ini terdapat beberapa dampak atau penyebab terjadinya runtuh kerajaan majapahit:




    Sesudah meninggalnya Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, tidak ada lagi orang-orang atau petinggi-petinggi yang muncul dan mempunyai kewibawaan seperti mereka.
    Terjadinya peperangan paregreg pada tahun 1401 M sampai 1406 M, yakni perang saudara antara pewaris kedudukan kerajaan, Wikramawardhana dan Bhre Wirabumi.




    Bagikan ini:
    Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)19Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)19Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
    Terkait
    Cerita Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap dengan Raja & Peninggalannya
    dalam "EDUKASI"
    Kerajaan Sriwijaya | Sejarah, Struktur, Letak, Peninggalan, Silsilah, Pendiri [Lengkap!]
    dalam "EDUKASI"
    Sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara di Indonesia [Lengkap]
    dalam "EDUKASI"
    Kategori EDUKASI
    Navigasi Tulisan
    Modifikasi Motor Jupiter Z Keren [Lengkap dengan Gambar dan Ulasannya]
    Info Rental Mobil Sukabumi Murah – 085603810221
    4 pemikiran pada “Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap dengan Masa Kejayaan di Nusantara”

    Lidha
    13 Agustus 2017 pada 6:42 am | Balas
    ini candinya nyebar ya. Ada yang pernah saya lewati tapi belum pernah disinggahi.

    Ping-balik: Kebudayaan Bali: Tarian Bali, Rumah Adat, Pakaian Adat, Adat Istiadat, [Lengkap] dengan Penjelasannya - BAABUN
    Ping-balik: Kerajaan Pajajaran | Sejarah Peninggalan Prabu Siliwangi [Lengkap!]

    Afrah N
    15 Januari 2018 pada 7:04 am | Balas
    thnks, sangat bermanfaat ….

    Translate

    .btn-space{text-align: center;} .ripple {text-align: center;display: inline-block;padding: 8px 30px;border-radius: 2px;letter-spacing: .5px;border-radius: 2px;text-decoration: none;color: #fff;overflow: hidden;position: relative;z-index: 0;box-shadow: 0 2px 5px 0 rgba(0, 0, 0, 0.16), 0 2px 10px 0 rgba(0, 0, 0, 0.12);-webkit-transition: all 0.2s ease;-moz-transition: all 0.2s ease;-o-transition: all 0.2s ease;transition: all 0.2s ease;} .ripple:hover {box-shadow: 0 5px 11px 0 rgba(0, 0, 0, 0.18), 0 4px 15px 0 rgba(0, 0, 0, 0.15);} .ink {display: block;position: absolute;background: rgba(255, 255, 255, 0.4);border-radius: 100%;-webkit-transform: scale(0);-moz-transform: scale(0);-o-transform: scale(0);transform: scale(0);} .animate {-webkit-animation: ripple 0.55s linear;-moz-animation: ripple 0.55s linear;-ms-animation: ripple 0.55s linear;-o-animation: ripple 0.55s linear;animation: ripple 0.55s linear;} @-webkit-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-webkit-transform: scale(2.5);}} @-moz-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-moz-transform: scale(2.5);}} @-o-keyframes ripple {100% {opacity: 0;-o-transform: scale(2.5);}} @keyframes ripple {100% {opacity: 0;transform: scale(2.5);}} .red {background-color: #F44336;} .pink {background-color: #E91E63;} .blue {background-color: #2196F3;} .cyan {background-color: #00bcd4;} .teal {background-color: #009688;} .yellow {background-color: #FFEB3B;color: #000;} .orange {background-color: #FF9800;} .brown {background-color: #795548;} .grey {background-color: #9E9E9E;} .black {background-color: #000000;}