Bahas Percepatan Kawasan Wisata Danau Toba, Nomadic Tourism Direncanakan Rampung April 2019
JAKARTA,( KBNLIPANRI ONLINE ) – Tindak lanjut upaya
percepatan pembangunan kawasan Danau Toba kembali dibahas dalam Rapat
Koordinasi Tindak Lanjut Kawasan Pariwisata Danau Toba. Rapat dipimpin Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur Sumatera
Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, di ruang rapat Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/2).
Dalam rapat koordinasi tersebut, ada beberapa rencana dan
rekomendasi yang dibahas untuk menunjang percepatan pembangunan kawasan wisata
danau toba. Salah satunya yang dirancang oleh Badan Pelaksana Otorita Danau
Toba (BPODT), yakni merampungkan pilot project bertema ‘nomadic tourism’ pada
bulan April 2019 mendatang.
Nomadic Tourism merupakan konsep wisata temporer, baik dari
segi akses atau amenitas (fasilitas pendukung). Konsep ini diharapkan mampu
menjangkau destinasi-destinasi wisata alam di Indonesia yang beberapa bagian
merupakan kepulauan dengan akses yang susah dijangkau.
Gubsu Edy Rahmayadi mengapresiasi rencana pembangunan pilot
project di zona otorita yang dipresentasikan oleh Direktur Utama BPODT Arie
Prasetyo. Untuk memastikan keberhasilan pilot project tersebut, Gubsu Edy
merencanakan pertemuan lanjutan yang lebih intens untuk mengkaji berbagai
kemungkinan dan ide-ide tambahan yang memperkaya konsep nomadic tourism
tersebut.
“Saya ingin mengingatkan agar konsep ini juga
mempertimbangan prinsip berkelanjutan. Artinya, kita jangan asal dan yang
penting ada yang dibangun, tetapi juga kita pikirkan agar keberadaan konsep ini
memberi nilai tambah dan memperkaya variasi wisata di Danau Toba,” ujar Gubsu
Edy.
Selain itu, hal penting lainnya yang menurut Gubsu Edy juga
perlu untuk segera disiapkan adalah pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
lokal. “Jangan sampai jadi penonton saja mereka itu, tetapi juga ikut menikmati
hasil dari keindahan alam Danau Toba. Kedepannya, kita harapkan pekerjanya
adalah SDM lokal, jangan dari luar,” katanya.
Sehingga, untuk menunjang SDM yang mumpuni di sektor wisata,
Gubsu Edy merencanakan akan melakukan pembahasan lanjutan terkait penambahan
sekolah pariwisata melalui SMK. “Porsinya juga kita harapkan kedepannya, SMK 70
persen dan SMA 30 persen,” tuturnya.
Menko Maritim Luhut Binsar sepakat dengan usulan Gubsu Edy.
Dirinya menyampaikan bahwa hal tersebut juga telah menjadi perhatian Presiden
Jokowi yakni memperbanyak sekolah kejuruan wisata. Selain itu, Luhut juga
sepakat agar BPODT mempertimbangkan hal-hal lain yang memberi nilai tambah dan
memperkaya variasi wisata di Danau Toba.
“Jeli melihat potensi-potensi seperti apa yang bisa lagi
dikembangkan. Seperti penyelenggaraan event-event besar berskala internasional.
Tapi acaranya harus dikemas dengan keren ya jangan kampungan. Event olahraga
juga bagus di Danau Toba, sport tourism seperti Triatlon kompetisi rangkaian
cabang olahraga renang, balap sepeda, lari,” jelasnya.
Luhut juga menyinggung masalah kebersihan dan kerusakan
lingkungan yang diamatinya saat terakhir kali berkunjung ke Danau Toba dalam
rangka Rakor Pembahasan Isu Lingkungan di Kawasan Danau Toba, bulan lalu.
“Kotoran ternak dan kerambah-kerambah yang merusak kelestarian Danau Toba, saya
kira harus ada tindak-tindak administratif pada mereka,” saran Luhut.
Sebelumnya, Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo memaparkan
hal-hal berkembang dalam upaya percepatan pembangunan kawasan Danau Toba
termasuk rencana pembangunan pilot project nomadic tourism. “Nomadic tourism
ini semacam fasilitas akomodasi yang menargetkan generasi milenial. Kita
berharap ini bisa menjadi branding dan image yang bagus untuk kawasan Sibisa
dan Danau Toba secara keseluruhan. Dikemas ala anak muda, ada caravan area
nantinya yakni akomodasi nomadic atau berpindah-pindah, ada tent area,
amphiteather seperti panggung tari kecak di Bali, dan lainnya,” jelas Arie.
Pengembangan lahan perintisan atau pilot project nomadic
tourism yang akan rampung pada bulan April 2019 mendatang ini diperkirakan akan
membutuhkan pendanaan sebesar Rp 1.823.263.200.000, dan akan dilakukan secara
bertahap dengan tahap pertama sebesar 30 persen atau sebesar Rp 546.978.960.000
dan tahap kedua Rp 1.276.284.240.000. Item yang akan dibangun, kata Arie,
termasuk infrastruktur, fitur lansekap, kantor dan bangunan penunjang, dan
fasilitas umum.
“Hal mendesak lainnya yang juga dibahas adalah pembentukan
Badan Layanan Umum (BLU) untuk BPODT, saat ini masih ada kelengkapan
administrasi yang harus dilengkapi, kemudian akan direview oleh tim penilai PK
BLU Kemenkeu dan selanjutnya diusulkan pada Menteri Keuangan,” ujar Arie.
Turut hadir dalam Rapat Koordinasi tersebut mewakili Menteri
Pariwisata, mewakili Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu, mewakili Kementerian LHK,
mewakili Bank Indonesia, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi
Pariwisata Prioritas, Hiramsyah S. Thaib, Bupati Toba Samosir Darwin Siagian,
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan IV Wilayah Balige Leonardo Sitorus.( team )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Undangan