Adam Malik, Siantar Man yang Mampu Torehkan Sejarah Gemilang
Medan,( kbn lipanri )
Adam Malik, Siantar Man yang Mampu Torehkan Sejarah Gemilang
Apa yang terlintas dalam benak saat Anda mendengar kata
Siantar Man. Mungkin persepsi yang tertanam adalah hal negatif.
Siantar adalah penggalan nama Kota Pematangsiantar. Kota ini
adalah kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.
Banyak persepsi negatif yang berkembang tentang istilah
Siantar Man. Ada yang beranggapan orang yang berasal dari Kota Pematangsiantar
penuh dengan kejahatan, preman, atau begundal.
Memang tak dipungkiri ada beberapa nama yang berasal dari
Kota Pematangsintar tercatat masuk dalam dunia yang melanggar hukum. Sebut saja
Amir Damanik dan Porang Simanjuntak.
Namun patut juga diperhatikan di Kota Pematangsiantar lahir
tokoh-tokoh bangsa. Sebut saja Wakil Presiden Adam Malik atau mantan Kepala
Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar. Ada juga petinju legenda
Indonesia Syamsul Anwar Harahap.
Syamsul Anwar Harahap (kelas welter ringan) adalah petinju
pertama yang terpilih sebagai Best Boxer President`s Cup dan itu terjadi di
Istora Senayan, Jakarta tahun 1976.
Namun tokoh asal Pematangsiantar yang paling dikenal adalah
adalah mantan Wapres Adam Malik. Nama lengkapnya adalah H Adam Malik Batubara
lahir di Pematangsiantar 22 Juli 1917 dan meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5
September 1984 pada umur 67 tahun.
Adam Malik adalah anak dari pasangan Abdul Malik Batubara
dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di
Pematangsiantar.
Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di
Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar. Ia melanjutkan di Sekolah Agama
Madrasah Sumatra Thawalib Parabek di Bukittinggi, namun hanya satu setengah
tahun saja karena kemudian pulang kampung dan membantu orang tua berdagang.
Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong
Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Lalu pada usia 20 tahun, ia bersama
dengan Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna
memelopori berdirinya Kantor Berita Antara.
Adam Malik yang dijuluki Si Kancil ini mendampingi Presiden
Soeharto pada periode 1978-1983. Dia merupakan diplomat kunci dalam berbagai
kebijakan luar negeri RI pada awal Orde Baru.
Adam Malik merupakan personifikasi utuh dari kedekatan
antara diplomasi dan media massa. Adam Malik awalnya memang seorang wartawan
dan karirnya terus naik.
Banyak orang bingung dan tak percaya jika Adam Malik yang
secara formal hanya tamat SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum
PBB ke-26 di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara.
Kemahirannya memadukan diplomasi dan media massa
menghantarkannya menimba berbagai pengalaman sebagai duta besar, menteri, Ketua
DPR hingga menjadi wakil presiden RI.
Adam Malik yang berpostur kecil dan dijuluki “si kancil”
juga dikenal sebagai salah satu pelaku dan pengubah sejarah yang berperan
penting dalam proses kemerdekaan Indonesia hingga proses pengisian kemerdekaan
dalam dua rezim pemerintahan Soekarno dan Soeharto.
Ketika usianya masih belasan tahun, Dia pernah ditahan
polisi Dinas Intel Politik di Sipirok, Tapanuli Selatan padam 1934 dan dihukum
dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul.
Lalu pada usia 17 tahun, Adam Malik menjadi ketua Partindo
di Pematangsiantar (1934-1935) untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan
bangsanya.
Panjang sudah pengabdian Adam Malik terhadap bangsa ini.
Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 setelah kanker menggerogoti
levernya.
Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum
Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan.
Atas jasa-jasanya, Adam Malik dianugerahi berbagai macam
penghargaan, di antaranya adalah Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971,
Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan
Nasional pada tahun 1998.
Jadi inilah yang perlu diingat, Kota Pematangsiantar banyak
melahirkan tokoh besar dan berjasa terhadap bangsa ini. Dari Kota
Pematangsiantar jugalah lahir tokoh yang mampu membuat toresan sejarah bangsa
ini.
Jadi jika ada sebagian orang kerap mempersepsikan istilah
"Siantar Man" masih diindetikkan dengan kekerasan atau premanisme,
maka keliru. Dan perlu dicatat Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di
Indonesia penyumbang lahirnya tokoh-tokoh besar bangsa.( limber sinaga )