3,3 Juta Ha Tanah Kalimantan Dikuasai 25 Konglomerat Sawit
Jakarta, ( KBNLIPANRI ONLINE ) -- Organisasi swadaya
masyarakat Transformasi untuk Keadilan Indonesia (Tuk Indonesia) menyebut tanah
kosong (landbank) untuk tanaman kelapa sawit seluas 3,3 juta hektare (ha) di
Kalimantan dikuasai oleh 25 konglomerat sawit pada 2017.
Landbank merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan area kosong yang belum ditanami oleh kelapa sawit.
Berdasarkan data yang dihimpun Tuk Indonesia, sebanyak 25
grup bisnis milik taipan di sektor minyak sawit mengendalikan 5,8 juta ha
landbank kelapa sawit di Indonesia pada 2017. Secara rinci disebutkan, sebanyak
3,3 juta ha atau 57 persen dari total landbank yang dimiliki 25 grup bisnis
taipan itu berada di Kalimantan.
Selain itu, 1,9 juta ha atau 33 persen lahan kosong untuk
sawit berlokasi di Sumatera. Sisanya, masing-masing 4 persen atau sekitar 205
ribu ha di Sulawesi, dan 242 ribu di Papua.
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Riau adalah
provinsi dengan landbank terbesar yang dikuasai para taipan
"Landbank kelapa sawit di Kalimantan yang dikendalikan
oleh 25 grup bisnis para taipan setara dengan 76 persen dari wilayah yang
ditanami kelapa sawit di Kalimantan. Keterbatasannya kami tidak bisa mengetahui
persis yang sudah ditanami dari luasan lahan yang dikuasai taipan," ujar
Direktur Eksekutif TuK Indonesia Rahmawati Retno Winarni saat meluncurkan
laporan bertajuk 'Kuasa Taipan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2018' di
Jakarta, Rabu (30/1).
Di Sumatera, persentase landbank yang dikuasai taipan
dibanding total area tanam kelapa sawit paling tinggi ialah di Bangka Belitung
sebesar 51 persen dan Sumatera Selatan 55 persen.
Sementara itu, Pulau Papua dan Sulawesi dianggap sebagai
wilayah batas bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit.
Lihat juga:Bos BI Sebut RI Ketergantungan Ekspor Komoditas
Sejak 1970
"Situasi ini menunjukkan dominasi yang sangat tinggi
dari 25 grup bisnis yang dikuasai taipan di kedua pulau tersebut,"
demikian tertulis dalam laporan Tuk Indonesia.
Dari 25 perusahaan induk kelapa sawit, 21 perusahaan di
antaranya terdaftar di bursa saham. Secara rinci diketahui, 10 perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, enam perusahaan di bursa Singapura, empat
perusahaan di Bursa Malaysia, dan satu perusahaan di bursa London.
10 perusahaan yang tercatat di BEI antara lain, Jardine
Matheson Group lewat PT Astra Agro Lestari Tbk, DSN Group lewat PT Dharma Satya
Nusantara Tbk, Tanjung Lingga Group lewat PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk,
Sampoerna Group lewat PT Sampoerna Agro Tbk, Rajawali Group lewat PT Eagle High
Plantations Tbk.
Lainnya adalah Sungai Budi Group lewat PT Tunas Baru Lampung
Tbk, Austindo Group lewat PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, PT Provident Agro
Tbk, Gozco Group lewat PT Gozco Plantations Tbk, dan TPS Group lewat PT Golden
Plantation Tbk.
Sementara itu, empat perusahaan yang tercatat di bursa
Singapura antara lain, Sinar Mas Group lewat Golden Agri-Resources, Wilmar Group
lewat Wilmar International, Salim Group lewat Indofood Agri Resources, Harita
Group lewat Bumitama Agri, Surya Dumai Group lewat First Resources, dan Kencana
Agri Group lewat Kencana Agri.
Ada pula perusahaan yang tercatat di bursa Malaysia antara
lain IOI Group lewat IOI Corporation, Genting Group lewat Genting Plantations,
Boon Siew Group lewat Oriental Holdings, dan Batu Kawan Group lewat Kuala
Lumpur Kepong. Sedangkan satu perusahaan yang tercatat di bursa efek London
adalah Anglo-Eastern Group lewat Anglo-Eastern Plantations.
Sementara itu, perusahaan yang merupakan bisnis kelapa sawit
privat antara lain, Musim Mas Group lewat Musim Mas, Royal Golden Eagle Group
lewat Asian Agri, Darmex Agro Group lewat Darmex Agro, dan Triputra Group lewat
Triputra Agro Persada.
CNNIndonesia.com sudah mencoba untuk meminta tanggapan
kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) dan juga Direktur
Eksekutif Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Mukti Sardjono
mengenai temuan penguasaan lahan oleh konglomerat sawit tersebut. Tapi sampai
berita diturunkan belum mendapatkan tanggapan dari mereka. (ulf/lav)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Undangan