Belajar Html Lengkap
Ket : ganti kode warna merah dengan id top menu milik anda.
Sekedar gambaran, pada umumnya sebuah menu blog memiliki skema kode HTML sebagai berikut :
Berbadan Hukum Berdasarkan :
SK.Mensos No.40/HUK/Kep/X/80
SK.Menhuk&ham No.C-248.HT-03-01-Thn.2001
Terdaftar Kesbang No.237.F/BKB>PM/V/2004
SIUP Perindag No.0208/02.13/PK/I/2009
Kantor Pusat Sumatra Utara Jl.Seialas No.49 Medan Telp.(0622)433576 Hp.081260450206
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menguat pada pagi ini. Berdasarkan data perdagangan Reuters yang dikutip detikFinance, Selasa (24/7/2018), kurs mata uang Negeri Paman Sam tersebut mencapai level Rp 14.550 pagi ini.
Dolar AS sebelumnya juga telah menyentuh level Rp 14.500-an sesaat setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan bunga acuan 7 days reverse repo rate pekan lalu.
Berdasarkan grafik, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang mencapai Rp 14.550 merupakan yang tertinggi pada periode yang sama dibanding tahun lalu. Penguatan dolar AS terus terjadi sejak awal tahun, bergerak dari angka Rp 13.277.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pelemahan rupiah belum mengkhawatirkan. Sebab dari sisi poin pelemahan rupiah masih tidak terlalu besar.
"Jadi jangan menganggap kurs itu kalau masih perubahan Rp 50 atau Rp 100 itu bahaya, enggak ada bahayanya di situ," katanya saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Minggu (22/7).
Darmin menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini dibebani oleh dua kondisi global. Pertama adanya dampak perang dagang antara AS dan China yang membuat negara-negara maju ikut melakukan normalisasi kebijakan moneter.
Kedua, ada sentimen dari sinyal Bank Sentral AS Federal Reserve yang hendak kembali menaikkan suku bunga beberapa tahap di tahun ini. Tujuannya agar kembalinya dana-dana ke AS.
"Jerome Powell Gubernur The Fed itu mengumumkan bahwa The Fed akan mendorong supaya inflasi di AS meningkat. Kan persoalan mereka inflasi terlalu rendah," tambahnya.
Menurutnya bukan hanya negara berkembang saja yang kesal atas hal itu. Presiden AS Donald Trump pun menurut Darmin ikut kesal.
"Bukan cuman kita bahkan Trump saja mulai marah, Ini The Fed kerjaannya menaikkan tingkat bunga saja. Sudah ada itu komentar itu dari Trump," tambahnya.
PEMERINTAHAN PRESIDEN JOKO WIDODO SALURKAN 187 TRILIUN RUPIAH UNTUK
DANA DESA
JAKARTA ( lsmlipanri online ) - Pemerintahan Presiden Joko
Widodo telah menyalurkan dana desa sebesar Rp187 triliun terhitung sejak
2015-2018. Dana desa merupakan salah satu program Jokowi untuk pemerataan
pembangunan nasional.
"Dana yang disalurkan ke desa sampai akhir tahun ini
Rp187 triliun," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo di Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Data Kementerian PDDT mencatat, pada tahun pertama
pemerintahan Jokowi telah menyalurkan dana desa sebesar Rp20,67 triliun kepada
74.093 desa, sehingga setiap desa mendapatkan dana desa sebesar Rp280,3 juta
per desa.
Total penyerapan dana desa tahun 2015 sebesar 82,72%. Tahun
2016, anggaran dana desa meningkat dua kali lipat menjadi Rp46,98 triliun yang
disebarkan kepada 74.754 desa, dimana setiap desa mendapat jatah Rp643,6 juta.
Penyerapan dana desa tahun 2016 meningkat hampir 100% yaitu
97,65%. Sementara tahun lalu, pemerintah memangkas dana desa menjadi Rp60
triliun yang disebar kepada 74.910 desa sehingga setiap desa menerima kurang
lebih Rp800,4 juta. Total penyerapan dana desa tahun lalu mencapi 98,26%.
Tahun ini, pemerintah menyiapkan anggaran dana desa sebesar
Rp60 triliun yang dijatah kepada 74.957 desa, sehingga setiap desa menerima
Rp800,4 juta atau sama dengan tahun lalu. '
Eko menyebut, penyaluran dana desa telah berhasil membantu
10.000 desa naik kelas melalui pemanfaatan dana desa untuk peningkatan
infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Informasi tersebut berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian
Bogor (IPB) hingga Maret lalu.
"Kita menunggu data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
yang sedang lagi mengadakan sensus potensi desa. Kita tunggu aja, September
data yang official keluar," kata Eko.
Adapun pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMN) menargetkan dapat meningkatkan 5.000 desa tertinggal menjadi
desa berkembang, serta 2.000 desa berkembang menjadi desa mandiri. Jika jumlah
tersebut sesuai dengan hasil survei BPS nanti, artinya pengentasan desa telah
melampaui target pemerintah.
PERMASALAHAN
PENCAIRAN DANA DESA
Realisasi pencairan dana desa hingga April 2018 mencapai
Rp14,3 triliun atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu
Rp16,7 triliun.
Menurut Dirjen Perimbangan Keuangan Boediarso Teguh Widodo,
sebenarnya realisasi pencairan hingga 16 Mei 2018 sudah bertambah, dari
sebelumnya Rp14,2 triliun (akhir April) sekarang sudah Rp16,7 triliun.
Akan tetapi memang ada pencairan yang melambat dibandingkan
tahun lalu. Ada beberapa faktor penyebab lambatnya penyalurannya dana desa dari
Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).
Pertama itu banyak daerah belum memenuhi persyaratan yaitu
penetapan tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa.
Untuk memperbaikinya, Kemenkeu pun sudah memanggil Bupati dan Wali Kota dari
434 ke Jakarta.
Dalam pencairan dana desa ada beberapa tahap yang akan
dilakukan. Misalnya, untuk tahap I pencairan dana desa sudah 100% tersalurkan
sebesar Rp12 triliun. Sedangkan untuk tahap II target penyaluran sebesar Rp24
triliun dan sampai 16 Mei 2018 baru terealisasi Rp4,68 triliun atau 19,5%.
"Pencairan tahap I itu ke 7.458 desa, tahap II sampai
16 Mei Rp4,68 triliun meliputi 97 daerah di 14.773 desa. Kami optimis hingga akhir
semester I yaitu Juni nanti pada saat kita laporkan semster I ke DPR paling
tidak sudah 60% atau Rp36 triliun dari total pagu dana desa Rp60 triliun
tersalurkan seluruhnya ke RKUD," jelasnya dalam paparan APBN Kita, di
Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Sebenarnya, kata Boediarso, cepatnya pencairan dana desa
tahap I sebesar Rp12 triliun karena ada pembatasan waktu. Di mana jika sampai
minggu ketiga Juni dana desa tahap I belum juga dicairkan maka akan hangus
anggarannya.
Begitu juga untuk tahap ke II sebesar Rp24 triliun dibeirkan
batas pencaitan paling lambat minggu keempat Juni 2018. Sanksinya sama, jika
tidak dicairkan maka hangus. "Nah dengan batas waktu ini maka daerah pasti
akan mempercepat penyaluran," ujarnya.
Selain itu, lanjut Boediarso, lambatnya pencairan dana desa
karena belum disesuaikannya peraturan desa dari RKUD ke Rekening Kas Desa
(RKD).
"Penyesuaian terkait program padat tunai di desa,
paling tidak 30% dana desa pembangunan sarana dan prasarana disalurkan
khususnya upah," tandasnya. ( team )
JAKARTA ( lsmlipanri online )- MENTERI PERDAGANGAN (MENDAG)
ENGGARTIASTO LUKITA LAWAN KEBIJAKAN UNIEROPA
LSMLIPANRI ONLINE — Menteri Perdagangan (Mendag),
Enggartiasto Lukita, berupaya keras melindungi produk sawit Indonesia. Dia
tidak segan untuk melawan jika ada negara Uni Eropa yang menolak produk sawit
asal Indonesia.
Enggar sapaan akrabnya mengatakan, dua skema bisa dilakukan
untuk melawan kebijakan Uni Eropa. Pertama, melalui para diplomat dengan jalur
diplomatik dan atase perdagangan Indonesia. Kedua, memboikot masuknya produk
negara asal Eropa ke Tanah Air.
Dia mengungkapkan, cara yang pertama sudah sering dilakukan.
Sedangkan yang kedua, berhasil dilakukan kepada salah satu negara di
Semenanjung Skandinavia yang menolak produk sawit Indonesia.
“Sebenarnya sudah pernah kita lakukan. Beberapa waktu lalu
Norwegia sempat menolak produk sawit Indonesia. Kita kemudian merespons dengan
mengancam akan menghentikan impor ikan salmon dari mereka. Akhirnya Duta Besar
mereka menemui saya dan sekarang produk sawit kita bisa masuk lagi ke negara
mereka,” ungkap Enggar di Medan, kemarin.
Politisi Nasdem ini tak segan melakukan hal serupa kepada
negara lain yang mencoba menghalangi produk sawit Indonesia. “Ini akan kita
berlakukan juga untuk (negara) yang lain. Kita pasti akan melawan,” tegasnya.
Enggar menjelaskan, kampanye hitam produk sawit Indonesia
oleh Uni Eropa dilakukan setelah parlemen mereka membentuk undang-undang
energi yang melarang penggunaan komponen biofuel yang berasal dari minyak
sawit. Hal itu karena minyak sawit dianggap menjadi penyebab kerusakan
lingkungan.
Enggar menuturkan, parlemen Uni Eropa menganggap produk
sawit Indonesia sebagai produk dari hasil produksi yang menyebabkan deforestasi
secara masif. Sehingga dianggap merusak lingkungan dan membuat iklim tidak
seimbang.
“Padahal kita sendiri terus berbenah untuk membuktikan bahwa
itu tidak benar. Uni Eropa sebenarnya sudah mulai menerima, terbukti dari
penundaan pemberlakuan undang-undang soal energi tiu, dari tahun 2021 menjadi
tahun 2030,” katanya.
Menurut Enggar, alasan deforestasi yang dituduhkan Benua
Biru tidak tepat. Sebab Uni Eropa pun memproduksi minyak nabati dari bunga
matahari. “Tapi kita akan terus melawan. Karena kalau alasan mereka
deforestasi, apa bedanya dengan (produksi) minyak nabati lain. Mereka juga
diproduksi masif,” cetusnya.
Saat ini Indonesia dan Malaysia juga telah bersinergi
merapatkan barisan untuk sama-sama melawan upaya kampanye hitam produk sawit
oleh Uni Eropa. Indonesia dan Malaysia sendiri merupakan produsen sawit
terbesar di dunia.
Belum lama ini, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad
mengunjungi Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuannya, Mahathir mengajak
Indonesia melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit yang dilancarkan Uni
Eropa.
Mahathir menganggap tuduhan Uni Eropa atas kerusakan
lingkungan yang disebabkan kelapa sawit tidak bisa dibuktikan. “Bahwa minyak
kelapa sawit ini didapatkan dari hutan yang ditebang pengusaha terkesan buruk.
Itu tidak benar sama sekali,” ujarnya di Bogor, Jumat (29/6).
Perdana Menteri berusia 92 tahun tersebut juga mengatakan
tuduhan Uni Eropa ini lebih kental muatan ekonomi ketimbang isu lingkungan.
Produk minyak kelapa sawit sangat ekonomis dan tidak bisa disaingi dengan
produk minyak nabati lainnya. “Kita semua ingat Eropa dahulu juga ditutupi
dengan hutan, tapi mereka tebang hampir semua hutannya,” kata Mahathir.
Pemerintah Indonesia bahkan meminta Belanda membantu
menghentikan kebijakan diskriminatif Uni Eropa terkait pembatasan impor minyak
sawit yang tertuang dalam Arahan Energi Terbarukan UE. Permintaan itu
diutarakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat melakukan pertemuan
bilateral dengan Menlu Belanda Stef Blok di Gedung Kementerian Luar Negeri RI,
Selasa (3/6).
“Kami berdua telah membaca draf trialog RED III antara
Komisi, Dewan, dan Perlemen Uni Eropa dan prihatin bahwa draf tersebut
mengandung potensi tinggi diskriminasi terhadap kelapa sawit. Saya dan Blok
berbicara soal isu kelapa sawit dan kami sepakat untuk bekerja sama menemukan
solusi win-win terkait hal ini. Indonesia akan terus menjamin tidak ada lagi
diskriminasi kelapa sawit,” pungkasnya. ( team )
KRONOLOGI LAHAN 106 HA DIDESA HELVETIA MILIK MASYARAKAT
Medan ( lsmlipanri online ),- Majelis Hakim Pengadilan
Tipikor Medandiketuai Wahyu Prasetyo
melanjutkan persidangan terhadap Tamin Sukardi yang didakwa menyelewengkan aset
PTPN 2 lahan seluas 106 hektar dengan menghadirkan dua saksi, Senin (21/5)
Direktur Operasional PTPN 2 Marisi Butar Butar yang
dihadirkan sebagaisaksi menjelaskan
tidakmengetahui terdakwa Tamin Sukardi
menjual tanah negara.”Saya tidak tau itu pak hakim,” ujar saksi yang menjabat
sebagai Dirop PTPN 2 sejak 2016 tersebut.
Menurutnya,tanah seluas 106 dari 5873 hektaryang berlokasi di Pasar IV Desa Helvetia
sejak 2002 sudah habis HGUnya dantidak
diperpanjang lagi. Bahkan 2011 tanah seluas 74 dari 106 hektar tersebut sudah
dieksekusi dan diserahkan kepada 65 warga selaku pemiliknya.
Karena itu, lanjut Marisi PTPN 2 sudah menghapus bukukan
tanah tersebut dari aset,setelah minta legal opini dari Kejatisu dan Pengadilan
Tinggi (PT) dan BPKP.Hanya saja tanah
tersebut belum dicoret dari neraca aktiva karena masih menunggu izin Menteri
BUMN selaku pemegang saham.
Apakah PTPN2 masih
berwenang atas tanah yang telah berakhirnya HGU, menurut Marisi seharusnya
tanah tersebut dikembalikan ke negara. Namun sampai saat ini PTPN2 belum
merealisasikannya karena menunggu persetujuan pemegang saham.
Hakim Wahyu Prasetyo Wibowo menanyakan kalau ini bukan aset,
kenapa ada kasus seperti ini disidangkan, Marisi sempat terdiam beberapa menit,
dan menjawab saya juga tidak tahu pak hakim, tapi kalau aset itu bukan milik
PTPN2.
Dalam sidang itu, saksi Keneddy juga menegaskan pihak PTPN2,
tidak merasa dirugikan karena sudah jelas itu bukan aset setelah adanya putusan
hukum yang berkekuatan hukum tetap (eksekusi)
Dilego Rp 8 miliar
Sementara Kabag Hukum PTPN2 Kennedy Sibarani, dalam
kesaksiannya menyebutkan PTPN2 masih tetap melakukan divestasi (pengalihan)
tanah seluas 32 hektar kepada Alwashliyah seharga Rp 8 miliar,walau lahan
tersebut eks HGU.”Saya gak tau landasannya kenapa PTPN2 bisa mengalihkan tanah
eks HGU,” ujar saksi.Namun saksi mengakui dana divestasi Rp 8 miliar tersebut
masih disimpan di kas PTPN2.
Majelis hakim heran,kenapa pengalihan (divestasi) dari PTPN2
ke Alwashliyah tersebut tidak dipersoalkan.
Usai mendengarkan keterangan keduanya, maka proses
persidangan dilanjutkan pada pekan depan.
Sebelum majelis hakim menutup persidangan, terdakwa Tamin
Sukardi kembali memohon penangguhan penahanan karena sakit jantung yangharus menjalani perawatan selama dua bulan
di.rumahsakit. Namun permohonan sedang dipertimbangkan Majelis hakim.( team )