LIPANRITV1
Retas5
Medsos4
coba6
Entri Populer
-
Di Sadur dari Artikel: AGUS SISWANTO DAN EKA SUPRIATNA Pada tgl. 6 Februari 2008 lalu, Misteri mendapat undangan seor...
-
LIPAN-ONLINE KUMPULAN BERITA LEMBAGA INDEPENDEN PEMANTAU APARATUR NEGARA REPOBLIK INDONESIA. KKP Kucurkan Bantuan...
-
Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap dengan Masa Kejayaan di Nusantara 27 Juli 2017 Oleh Delvatins...
-
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap Mei 4, 2017 Oleh ibnuasmara Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap ( lipanri online ). Kerajaan ...
-
Tuanku Rao. Terror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak 8 Votes Selama ini banyak dari k...
-
KOLONEL MALUDIN SIMBOLON: Ingatan Kolektif Masyarakat Terhadap Jatuhnya Pesawat Tentara Pusat di Huta Tongah. 1. Pengantar Pa...
-
proposal1 Setelah mempelajari modul ini Anda dapat: 1. menguraikan hasil peninggalan budaya zaman batu, 2. menjelaskan hasil peninggalan bu...
Selasa, 03 Desember 2013
Jumat, 20 September 2013
Senin, 09 September 2013
KERAJAAN SRIWIJAYA
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
Mei 4, 2017 Oleh ibnuasmara
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap ( lipanri online ). Kerajaan Sriwijaya atau
biasa disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat di wilayah
pulau Sumatera dan memberi pengaruh banyak di Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Thailand, Kamboja, Semenanjung Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Didalam
bahasa Sansekerta, sri artinya “bercahaya” dan wijaya artinya “kemenangan”.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya ini
berawal dari abad ke-7, I Tsing, seorang pendeta Tiongkok, menuliskan bahwa ia
tinggal selama 6 bulan saat mengunjungi Sriwijaya tahun 671. Prasasti sejarah
yang paling tua mengenai Kerajaan Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, di
Palembang yaitu prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682.
Dikarenakan terjadi beberapa peperangan diantaranya serangan
dari raja Dharmawangsa Teguh di tahun 990 dari Jawa menjadikan pengaruh
Kerajaan Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai berkurang, dan serangan
Rajendra Chola I dari Koromandel di tahun 1025, selanjutnya di tahun 1183
Sriwijaya dibawah kendali kekuasaan kerajaan Dharmasraya.
Setelah Sriwijaya runtuh, kerajaan ini terlupakan dan
eksistensinya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan George
Cœdès dari Perancis.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
fastrans22.blogspot.co.id
Tidak ditemukan catatan lebih lanjut mengenai Kerajaan
Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang sudah terlupakan dibentuk
kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia terkini yang mendengar
mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana
Perancis George Cœdès menyebarkan enemuannya dalam koran berbahasa Belanda dan
Indonesia.
Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok dalam
“San-fo-ts’i”, sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu
Kuno bersumber pada kekaisaran yang sama.
Kerajaan Sriwijaya menjadi icon kebesaran Sumatera awal, dan
kerajaan besar Nusantara di Jawa Timur selain Majapahit. Pada abad ke-20, kedua
kerajaan tersebut menjadi rujukan oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan
bahwasanya Indonesia adalah satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme
Belanda.
Tertulis berbagai macam nama Sriwijaya. Orang Tionghoa
menyebutnya San-fo-ts’i Shih-li-fo-shih atau atau San Fo Qi. Dalam bahasa Pali
dan Sansekerta, kerajaan Sriwijaya disebut Javadeh dan Yavadesh. Khmer
menyebutnya Malayu dan bangsa Arab menyebutnya Zabaj.
Banyaknya nama menjadi alasan lain mengapa Sriwijaya sangat
sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan mengenai
adanya 3 pulau Sabadeibei yang dimungkinkan berkaitan dengan Sriwijaya.
Pierre-Yves Manguin melakukan observasi Sekitar tahun 1993 dan berpendapat
bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Sabokingking
dan Seguntang (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang).
Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Kerajaan
Sriwijaya terletak pada wilayah sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak
sampai Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak
di wilayah tersebut.
Jika Malayu pada wilayah tersebut, ia cendrung pada pendapat
Moens, yang sebelumnya juga telah
mengeluarkan pendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada
pada wilayah Candi Muara Takus provinsi Riau sekarang),
dengan perkiraan petunjuk arah perjalanan dalam catatan I
Tsing, serta hal ini juga dapat dikaitkan denganadanya berita tentang pembangunan sebuah candi yang
dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri
Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang diberi nama cheng tien
wan shou (Candi Bungsu, sebagian dari candi yang terletak di Muara Takus).
Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I,
berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukotakan di Kadaram (Kedah
sekarang).
Pembentukan dan pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
2.bp.blogspot.com
Belum banyak bukti fisik mengenai Kerajaan Sriwijaya yang
bisa ditemukan. Kerajaan ini merupakan negara maritim dan menjadi pusat
perdagangan, namun kerajaan ini tidak meluaskan kekuasaannya di luar wilayah
kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk sebuah
populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di wilayah barat.
Beberapa ahli masih berselisih kawasan yang menjadi pusat
pemerintahan Sriwijaya, selain itu bisa jadi kerajaan ini biasa memindahkan
pusat pemerintahannya, namun kawasan yang menjadi ibukota masih tetap
diperintah secara langsung oleh penguasa, sedangkan daerah pendukungnya
dipimpin oleh datu setempat.
Sesuai dengan catatan I Tsing, Kekaisaran Sriwijaya telah
ada sejak tahun 671, pada tahun 682 dari prasasti Kedukan Bukit di diketahui
imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang
Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Kedah dan Malayu menjadi
bagian kekuasaan Sriwijaya.
Berdasarkan prasasti Kota Kapur pada tahun 686 ditemukan di
pulau Bangka, bagian selatan Sumatera ini telah dikuasai kemaharajaan
Sriwijaya, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung.
Prasasti ini juga menyatakan bahwa Sri Jayanasa telah
melancarkan petualangan militer untuk menghukum Bumi Jawa yang tidak mau
berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan
Holing (Kalingga) di Jawa Tengah dan Tarumanagara di Jawa Barat yang
kemungkinan besar akibat diserang Sriwijaya.
Sriwijaya tumbuh dan sukses mengendalikan jalur perdagangan
maritim di Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Jawa, Laut China Selatan, dan Selat
Karimata. Ekspansi kerajaan ini ke Semenanjung Malaya dan Jawa, menjadikan
Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan di Asia Tenggara.
Berdasarkan penelitian, ditemukan reruntuhan candi-candi
Sriwijaya di Kamboja dan Thailand. Pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina di
abad ke-7, mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal
tersebut, Maharaja Dharmasetu melakukan beberapa serangan ke kota-kota pantai
di Indochina.
Kota Indrapura di wilayah tepi sungai Mekong, di awal abad
ke-8 berada di bawah kendali Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan
dominasinya atas Kamboja, sampai pendiri imperium Khmer, raja Khmer Jayawarman
II, di abad yang sama memutuskan hubungan dengan Sriwijaya.
Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain
Holing dan Tarumanegara berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan,
wangsa Sailendra pada masa ini pula bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa
disana. Di abad ini pula, di semenanjung Melayu Langkasuka menjadi bagian
kerajaan. Di masa berikutnya, Trambralinga dan Pan Pan, yang terletak di
sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Setelah Dharmasetu,
yang menjadi penerus kerajaan adalah Samaratungga. Ia berkuasa pada tahun 792
sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak
melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih perkuat penguasaan Sriwijaya
di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, Samaratungga membangun candi Borobudur di
Jawa Tengah yang selesai pembangunannya pada tahun 825.
Agama dan Budaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
upload.wikimedia.org
Sebagai pusat pengajaran Agama Buddha Vajrayana, Sriwijaya
menarik banyak peziarah dan sarjana dari berbagai negara di Asia. Antara lain I
Tsing seorang pendeta dari Tiongkok, yang melakukan ekspansi ke Sumatera dalam
perjalanan belajarnya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695,
dan di abad ke-11, Atisha, seorang sarjana Buddha dari Benggala yang berperan
dalam perkembangan Buddha Vajrayana di Tibet.
I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya sebagai rumah bagi
sarjana Buddha sehingga menjadi sebuah pusat pembelajaran agama Buddha.
Pelancong yang datang ke pulau ini menyatakan bahwa koin emas telah dipergunakan
di pesisir kerajaan. Selain itu ajaran Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana juga turut berkembang di
Sriwijaya.
budaya India banyak mempengaruhi Kerajaan Sriwijaya, diawali
oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya
berhasil menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari
abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung ikut serta mengembangkan
kebudayaan Melayu beserta bahasanya di Nusantara.
Sangat memungkinkan bahwa Sriwijaya yang terkenal sebagai
pusat bandar perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat dari para
pedagang dan ulama muslim dari wilayah Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan
yang awalnya merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh berkembang
menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat
melemahnya kekuasaan Sriwijaya.
Ada sumber yang menyatakan, karena adanya pengaruh orang
muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka pada tahun 718 Sri
Indrawarman raja Sriwijaya memeluk Islam. Sehingga sangat memungkinkan
kehidupan sosial Sriwijaya ialah masyarakat sosial yang di dalamnya ada
masyarakat Muslim dan Budha sekaligus.
Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya mengirimkan surat ke
khalifah Islam di Suriah. Pada salah satu teks berisi permintaan agar khalifah
sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya, surat itu ditujukan kepada khalifah
Umar bin Abdul Aziz (717-720M).
Perdagangan
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
mendoldilangit.blogspot.co.id
Di dalam dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi penguasa dalam
mengendalikan jalur perdagangan antara Tiongkok dan India, yakni dengan
penguasaan atas selat Sunda dan selat
Malaka. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya mempunyai aneka komoditi seperti
kayu gaharu, kapur barus, kepulaga cengkeh, pala,, gading, timah, dan emas, yang membuat raja Sriwijaya kaya
seperti raja-raja di India.
Kekayaan yang amat banyak ini telah memungkinkan Sriwijaya
membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.
Pada paruh pertama abad ke-10, diantara jatuhnya dinasti
Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup heboh,
terutama Fujian, negeri kaya Guangdong, kerajaan Min, dan kerajaan Nan Han. Tak
diragukan lagi Sriwijaya merauk keuntungan dari perdagangan ini.
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
kisahasalusul.blogspot.com
Untuk memperkuat posisi kekuasaannyanya atas penguasaan
kawasan di Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran
China, dan sering mengantarkan utusan beserta upeti.
Pada masa pertama kerajaan Khmer adalah daerah jajahan
Sriwijaya. Banyak sejarawan mengaku bahwa Chaiya, di propinsi Surat Thani,
Thailand Selatan, sebagai ibu kota kerajaan
Khmer, pengaruh Sriwijaya terlihat pada bangunan pagoda Borom That yang
arsitektur Sriwijaya. Setelah Sriwijaya jatuh, Chaiya terbagi menjadi tiga kota
yaitu (Mueang) Chaiya, Khirirat Nikhom, dan Thatong (Kanchanadit).
Sriwijaya juga ada hubungan dekat dengan kerajaan Pala dari
Benggala, pada prasasti Nalanda mencatat bahwasanya raja Balaputradewa
memberikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda.
Hubungan dengan dinasti Chola di selat India juga cukup
baik, dari prasasti Leiden mencatat bahwa raja Sriwijaya telah membangun vihara
yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma, namun setelah Rajendra Chola I
naik tahta yang melakukan penyerangan di abad ke-11 hubungan antara Sriwijaya
dan raja Balaputradewa menjadi buruk.
Kemudian pada masa Kulothunga Chola I hubungan ini kembali
membaik, di mana raja Sriwijaya di Kadaram mengirim utusan yang meminta
diikrarkannya pengumuman pembebasan cukai di kawasan sekitar Vihara
Culamanivarmma tersebut.
Namun pada masa ini Sriwijaya dicap telah menjadi bagian
dari dinasti Chola, dari kronik Tiongkok disebutkan bahwa Kulothunga Chola I
(Ti-hua-ka-lo) sebagai raja San-fo-ts’i pada tahun 1079 ikut serta membantu
perbaikan candi di dekat Kanton, pada masa dinasti Song candi ini dijuluki
dengan nama Tien Ching Kuan sedangkan pada masa dinasti Yuan dijuluki dengan
nama Yuan Miau Kwan.
Struktur pemerintahan
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
indonesiakaya.com
Pembentukan negara satu kesatuan dalam ukuran struktur
kekuasaan politik Sriwijaya, dapat dilcari dari beberapa prasasti yang di
dalamnya mengandung info penting tentang mandala, kadātuan, samaryyāda, vanua,
dan bhūmi.
Kadātuan dapat diartikan kawasan dātu, (tanah rumah) tempat
tinggal, tempat mas disimpan dan hasil cukai (drawy) sebagai wilayah yang harus
dijaga. Kadātuan ini dikelilingi vanua, yang bisa dianggap sebagai wilayah kota
dari Sriwijaya yang di dalamnya terkandung vihara untuk tempat beribadah untuk
masyarakatnya.
Vanua dan Kadātuan ini merupakan suatu wilayah inti bagi
Kerajaan Sriwijaya. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan wilayah yang
bersebrangan dengan vanua, yang terhubung ke jalan khusus (samaryyāda-patha)
yang dapat dimaksudkan kawasan pedalaman. Sedangkan mandala adalah suatu
kawasan yang berdiri sendiri dari bhūmi yang berada dalam kontrol kekuasaan
kadātuan Sriwijaya.
Penguasa Sriwijaya disebut dengan Maharaja atau Dapunta Hyang, dan dalam silsilah raja
terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra
mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak
menuturkan berbagai jabatan dalam susunan pemerintahan kerajaan di masa
Sriwijaya.
Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
caleblira.tk
Kerajaan maritim menjadi ciri Kemaharajaan Sriwijaya,
mengandalkan kekuasaannya pada kekuatan armada lautnya dalam langkah menguasai
alur pelayaran, jalur perdagangan, dan membangun beberapa kawasan strategis
sebagai pangkalan armadanya dalam melindungi kapal-kapal dagang, mengawasi,
mengambil cukai serta menjaga wilayah kekuasaan dan kedaulatannya.
Sejarah dan bukti arkeologi mencatat, pada abad ke-9
Sriwijaya telah melakukan rebut kekuasaan di hampir seluruh kerajaan-kerajaan
wilayah Asia Tenggara, antara lain: Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya,
Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Dominasi atas Selat Sunda dan Selat Malaka, menjadikan
Sriwijaya sebagai pengendali jalan perdagangan rempah dan perdagangan lokal
yang mentarif biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan
kekayaannya sebagai gudang perdagangan dan pelabuhan yang melayani pasar India
dan Tiongkok,.
Sriwijaya juga disebut ikut berperan dalam menghancurkan
kerajaan Medang di tanah Jawa, dalam prasasti Pucangan dijelaskan sebuah
peristiwa Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di tanah Jawa
Timur, di mana Haji Wurawari asal Lwaram yang dimungkinkan merupakan raja
bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang yang menyebabkan
terbunuhnya Dharmawangsa Teguh raja Medang terakhir.
Raja Terkenal Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
www.wacana.co
Raja-raja yang diketahui pernah menjabat sebagai Kerajaan
Sriwijaya adalah sebagai berikut:
Raja Daputra Hyang: Cerita mengenai raja Daputra Hyang
ditemukan melalui prasasti Kedukan Bukit (683 M). Pada masa kekuasaannya, Raja
Dapunta Hyang telah sukses memperluas daerah kekuasaannya sampai ke tanah
Jambi. Sedari awal pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang bercita-cita supaya
Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
Raja Dharmasetu: Pada masa kekuasaan Raja Dharmasetu,
Kerajaan Sriwijaya meluas sampai ke
wilayah Semenanjung Malaya. Bahkan, Kerajaan Sriwijaya disana membangun
sebuah pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga sanggup
menjalin hubungan dengan Negri India dan China. Setiap kapal yang melayar dari
China dan India selalu mampir di Bandar-bandar Sriwijaya.
Raja Balaputradewa: Berita mengenai raja Balaputradewa awal
diketahui dari catatan Prasasi Nalanda. Raja Balaputradewa menjabat sekitar
abad ke-9, pada masa kekuasaannya, kerajaan Sriwijaya berkembang cepat menjadi
kerajaan besar dan menjadi sebuah pusat agama Buddha di Asia Tenggara.
Ia menjalin sebuah hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di
India seperti Cola dan Nalanda. Balaputradewa merupakan keturunan dari dinas
Syailendra, yaitu putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari kerajaan
Sriwijaya.
Raja Sri Sudamaniwarmadewa: Pada masa kekuasaan Raja Sri
Sudamaniwarmadewa, Kerajaan Sriwijaya pernah mengalami serangan dari Raja
Darmawangsa dari Jawa Timur. Tapi, serangan tersebut berhasil digagalkan oleh
para tentara Sriwijaya.
Raja Sanggrama Wijayattunggawarman: Pada masa kekuasaannya,
Kerajaan Sriwijaya mengalami sebuah serangan dari Kerajaan Chola. Yang dipimpin
oleh Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola membuat serangan dan sukses merebut
Kerajaan Sriwijaya. Sanggrana Wijayattunggawarman akhirnya ditahan. Tapi pada
masa kekuasaan Raja Kulottungga I Kerajaan Chola, Raja Sanggrama
Wijayattunggawarman kemudian dibebaskan.
Dapunta Hyang Sri Jayanasa
Sri Indravarman
Rudra Vikraman
Maharaja WisnuDharmmatunggadewa
Dharanindra Sanggramadhananjaya
Samaratungga
Samaragrawira
Balaputradewa
Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
Hie-tche (Haji)
Sumatrabhumi
Sangramavijayottungga
Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
Rajendra II
Rajendra III
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra
Maulimali Warmadewa.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap
Walaupun Sriwijaya cuma tersisa sedikit peninggalan
arkeologi dan juga terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan
kembali mengenai kemaharajaan bahari ini oleh Coedès di tahun 1920-an telah
memhidupkan kesadaran bahwa dalam bentuk persatuan politik raya berbentuk
kemaharajaan yang terdiri atas perpecahan kerajaan-kerajaan bahari, dulu pernah
tumbuh, bangkit, dan berjaya di masa lalu.
Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga
memuliakan Sriwijaya sebagai sumber yang dibanggakan dan bukti kejayaan pada
masa lampau Indonesia. kejayaan Sriwijaya telah menjadi suatu kebanggaan
identitas daerah dan nasional, khususnya bagi para penduduk kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan.
Keluhuran Sriwijaya bagi penduduk Palembang, telah menjadi
sebuah inspirasi seni budaya, semisal lagu dan tarian tradisional Gending
Sriwijaya. Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat selatan Thailand yang
kembali menciptakan tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada kemuliaan
seni budaya Sriwijaya.
Di Indonesia, nama Sriwijaya telah diabadikan dan digunakan
sebagai nama jalan di banyak kota, dan nama ini sudah melekat dengan ciri kota
Sumatera Selatan dan Palembang. Universitas Sriwijaya yang berdiri pada tahun
1960 di Palembang diberikan nama berdasarkan kedatuan Sriwijaya.
Demikian juga Kodam II Sriwijaya (unit komando militer),
Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), PT Pupuk Sriwijaya
(Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Air (maskapai penerbangan),
Sriwijaya TV, Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak
bola Palembang), semua dinamakan demikian karena untuk memuliakan, menghormati, dan merayakan
kejayaan kemaharajaan Sriwijaya.
Bagikan ini:
Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang
baru)110Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)110Klik
untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
Terkait
29 Kerajaan Islam di Indonesia Penjelasan Lengkap, Berikut
Peninggalan Kerajaan
Juni 5, 2017
dalam "Home"
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Serta Prasasti dan
Letaknya
Mei 24, 2017
dalam "Home"
Catatan Lengkap Sejarah Kerajaan Kediri Dari awal Berdiri
Hingga Runtuhnya Kerajaan
Februari 1, 2018
dalam "Sejarah"
Kategori Home, Sejarah
Tag candi, prasasti, sejarah, sriwijaya
Navigasi Tulisan
12 Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan Lengkap dengan Gambar
dan Deskripsinya
Panduan Sholat Tahajud Terlengkap (Niat, Keutamaan, Cara,
Waktu Keajaiban dan Kebahagiaan Sholat Tahajud)
Tinggalkan komentar
AKP AN
Senin, 19 Agustus 2013
KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan | Lengkap dengan
Masa Kejayaan di Nusantara
27 Juli 2017 Oleh Delvatinson
KERAJAAN MAJAPAHIT ( lipanri online ) – Majapahit merupakan salah satu kerajaan
terbesar didalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini memiliki daerah kekuasaan yang
terpampang luas dari ujung timur hingga ujung barat dan juga sampai ke daerah
negara tetangga.
Dimasa kejayaan kerajaan majapahit, majapahit mempunyai
keinginan yang begitu besar yaitu ingin menyatukan nusantara melewati dari sumpah
Gajah Mada. Tetapi bagaimana sih kisah sebenarnya tentang sejarah dari kerajaan
majapahit ini? Berikut ini ialah akan ada pembahasan tentang sejarah dari
majapahit.
Contents [hide]
1 Sejarah Kerajaan Majapahit
2 Kejayaan Majapahit
3 Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit
4 Kebudayaan Majapahit
5 Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit
6 Runtuhya Kerajaan Majapahit
6.1 Kemunduran Kerajaan Majapahit
6.2 Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit
7 Peninggalan Kerajaan Majapahit
7.1 1. Candi Cetho
7.2 2. Candi Sukuh
7.3 3. Candi Pari
7.4 4. Gapura Waringin Lawang Majapahit
7.5 5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit
7.6 6. Candi Brahu Mojokerto
8 Sastra Majapahit
8.1 Karya Sastra Majapahit Awal
8.1.1 Kitab Negara Kertagama
8.2 Kitab Arjuna Wijaya
8.3 Kitab Parthayajna
8.4 Kitab Sotasoma
9 Karya Sastra Majapahit Akhir
9.1 Kitab Pararaton
9.2 Kitab Sorandakan
9.3 Kitab Sudayana
9.4 Kitab Ranggalawe
9.5 Tantu Panggelaran
9.6 Kitab Calon Arang
9.7 Kitab Panji Wijayakrama
9.8 Kitab Usana Jawa
10 Patih Gajah Mada Majapahit
11 Silsilah Kerajaan Majapahit
11.1 1. Raden Wijaya
11.2 2. Jayanegara
11.3 3. Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani
11.4 4. Hayam Wuruk
11.5 5. Ratu Kusumawardhani
12 Keruntuhan Kerajaan Majapahit
12.1 Bagikan ini:
12.2 Terkait
Sejarah Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
ahmadsamantho.wordpress.com
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Agama hindu
dan budha yang berada di daerah Negara Indonesia. Kerajaan ini kurang lebih
berdiri sekitar pada tahun 1293 sampai tahun 1500 Masehi dan dimasa awal
kejayaan Majapahit, Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden
Wijaya.
Raden Wijaya memimpin Majapahit ini kurang lebih sekitar
pada tahun 1293 hingga pada tahun 1309. Selepas itu Kerajaan tersebut dikuasai
oleh Jayanegara yang jahat dan Jayanegara ini sempat menguasai Kerajaan
Majapahit pada tahun 1309 hingga tahun 1328 Masehi.
Selepas Jayanegara dibunuh, maka kekuasan Majapahit ini
diganti oleh Tribhuwana Tungga Dewi yang mana beliaulah yang mengakibatkan Kerajaan
Majapahit kembali kepada masa-masa kejayaannya selama berdaulat pada tahun 1328
hingga pada tahun 1305 Masehi.
Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Kejayaan Majapahit
kerajaan majapahit
jelajah-nesia.blogspot.co.id
Kerajaan Majapahit menggapai pada puncak kejayaannya ketika
di masa kekuasaan Hayam Wuruk. Ketika Hayam Wuruk berkuasa di tahun 1350 sampai
tahun 1389 M. Selama Hayam Wuruk berkuasa, Majapahit sukses menguasai atau
merajai Borneo, Sumatra, Bali, Semenanjung Malaya bahkan hingga masuk ke Negara
Filipina.
Ketika pada masa itu Majapahit dapat dibilang sebagai negara
terbesar yang pernah ada didalam sejarah Indonesia. Bersama dengan perdana
mentri Gajah Mada, Majapahit memiliki misi-misi besar yaitu misi-misi besar
tersebut ialah mempersatukan nusantara.
Saking seriusnya ingin mempersatukan nusantara, Gajah Mada
hingga melontarkan sumpah yan mana sumpah tersebut diberi nama dengan sumpah
palapa dan arti dari sumpah palapa tersebut ialah “tidak akan mundur dari masa
jabatannya sebelum berhasil dalam mempersatukan nusantara”.
Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
oediku.wordpress.com
Ketika dahulu di jaman Kerajaan Majapahit memakai sistem
perekonomian yang sangat maju perkembangannya. Walupun rata-rata masyarakat
dari Kerajaan Majapahit ini bekerja sebagai petani, akan tetapi ada juga
masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini yang tidak bertani, dan dia bekerja
sebagai pedagang.
Saking majunya perdaganan di Kerajaan Majapahit ini hingga
dijadikan sebagai pusat pertemuan-pertemuan para saudagar- saudagar kaya yang
berasal dari Negara India dan Negara China. Pada jaman itu Majapahit
meng-ekspor hasil bumi keluar negeri yang berasal dari Jawa yaitu garam, lada,
kain-kain dan juga rempah-rempah lainnya.
Pada masa itu Majapahit telah mencetak uang logamnya dari
berbagai macam campuran bahan seperti tembaga dan perak untuk dijadikan sebagai
sarana transaksi.
Kebudayaan Majapahit
kerajaan majapahit
kompasiana.com
Kebudayaan pada masyarakat Majapahit ialah kebudayaan Hindu
yang telah masuk pada Agama Budha. Sehingga ketika dimasa kepemerintahannya
kerap diadakan sebuah acara kebudayaan seperti acara sebuah pemujaan.
Pemujaan-pemujaan yang dilakukan ialah pemujaan Siwa dan Waisnawa kepada Dewa
Wisnu.
Selain dari itu, raja yang memimpin kekuasan kerajaan
Majapahit dianggap sebagai jelmaan Budha. Biasanya perenan-peranan tersebut
diadakan di Trowulan dan lokasinya di candi-candi. Candi-candi tersebut
diantaranya ialah Candi Bajangratu trowulan, Mojokerto dan Candi Tikus.
Candi-candi itu telah menggunakan arsitektur yang bagus
dengan dilengkapi bahan-bahan bangunan seperti bata, perekat gula, dan
menggunakan getah pohon.
Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit
kerajaan majapahit
wikimedia.org
Majapahit diadakan berdasarkan kepemerintahan yang
berstruktur kerajaan. Adanya penyelenggaraan kepemerintahan itu dibagikan
kepada pejabat-pejabat yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan atau bisa
disebut juga dengan mengadakan negara.
Diantaranya pejabat-pejabat tersebut ialah:
Rkryan Mahamantri Kartini yang biasa dijabat putra-putra
raja
Rakryan Mantri Ri pakira-kiran adalah dewan menteri yang
menjalankan kepemerintahan.
Dharmmadhyaksa adalah para pejabat hukum keagaamaan di
wilayah Kerajaan Majapahit.
Dharmma Upapatti adalah para pejabat-pejabat keagamaan di
Majapahit.
Para pejabat-pejabat itu memegang beberapa bagian wilayah
dari Kerajaan Majapahit seperti pada wilayah Kembang Jenar, Matahun Pajang,
Singhapura, Kelinggapura, Wengker, Jagaraga, Daha, Kabalan, Keling, dan pada
wilayah Kahuripan.
Runtuhya Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
sejarah10abad.blogspot.co.id
Majapahit adalah salah satu kerajaan yang bertepatan lokasi
didaerah Jawa Timur sejak dari tahun 1293 sampai tahun 1500 an.
Penguasa-penguasa terbesar di Kerajaan Majapahit yaitu Hayam
Wuruk, yang mana hayam wuruk ini sudah memimpin kerajaan sejak tahun 1350
hingga pada tahun 1389 yang mana tahun itu adalah puncak-puncak kejayaannya
Majapahit.
Pada masa itu Majapahit sudah mendirikan kerajaan lain yang
berada di wilayah selatan Semenanjung Melayu, Sumatera, Bali, Kalimantan, Bali,
Indonesia bagian tumur, dan di Negara Filipina. Majapahit ini adalah kerajaan
terakhir dari kerajaan-kerajaan hindu lainnya.
Majapahit ini selain menjadi kerajaan terakhir pada masanya,
kerajaan ini telah dianggap bahwa kerajaan tersebut sebagai salah satu negara
terbesar didalam sejarah Indonesia. Pada masa itu penduduk-penduduk majapahit
sudah mengembangkan kecanggihan-kecanggihan tingkat tinggi baik itu didalam
kegiatan artistik ataupun komersial.
Pada saat itu modal yang sudah dimiliki oleh para
penduduk-penduduk Majapahit diantaranya ialah seni dan sastra yang mana sastra
dan seni itu memiliki perkembangan yang sangat pesat sekali. Bahkan
Sistem-sistem perekonomian kontan atau tunai telah mulai berkembang sedikit
demi sedikit.
Berlandaskan dari bidudidaya perdagangan. selain dari itu,
juga didukung dengan ber-anekaragam profesi dan industri. Ketika pada tahun
1527 Majapahit ini adalah kerajaan yang disebut dengan kerajaan paling besar di
nusantara ini bertekuk lutuk kepada Kesultanan Demak.
Sesudah kejadian itu Kerajaan Majapahit merupakan sebuah
lambang kebesaran Indonesia pada masanya, selain menjadi lambag, Majapahit ini
sudah menimbulkan banyak sekali bena polotik termasuk juga dengan kesultanan
Ilsam Demak, Lalu panjang, Lau Mataram, dan berbagai kerajaan-kerajaan lainnya
yang terdapat di daerah Jawa Tengah.
Kemunduran Kerajaan Majapahit
Sesudah kematiannya Hayam Wuruk pada tahun 1389, kedaulatan
Majapahit memasuki masa-masa kemunduran karena adanya masalah. Kemudian Hayam
Wuruk digantikan oleh seorang putri mahkota Kusumawardhani, yang mana pada masa
itu putri mahkota tersebut menikah dengan seorang kerabat dekatnya, yakni
Pangeran Wikramawardana.
Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra yang mana putra
tersebut dihasilkan dari pernikahan sebelumnya, yakni Pangeran Wirabhumi, yang
juga ikut menyatakan tahta.
Adanya perang sipil seperti ini dan yang mana perang itu
disebut sebagai Paregreg diperkirakan telah terjadi kurang lebih sekitar pada
tahun 1405 sampai 1406, dan adanya peperangan itu menimbulkan Wikramawardhana
sebagai pemenang yang memenangkan peperangan tersebut, dan Wirabhumi ditangkan
lalu dipenggal hidup-hidup.
Wikramawardana memimpin Kerajaan Majapahit sampai pada tahun
1426 lalu digantikan dengan putrinya yang mana putrinya bernama Suhita, Putri
Suhita memimpin kerajaan sejak tahun 1426 sampai pada tahun 1447. Putri Suhita
ini adalah anak kedua dari Wikramawarddhana dari istri yang lainnya yang
bernama Putri Wirabhumi.
Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit
Kerajaan Majapahit tidak mempunyai penggerak dari pusat
kepemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan sebuah kesatuan di
daerahnya sesudah dari Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.
Lalu susunan-susunan dari kepemerintahan Majapahit yang
memiliki kesaaan pada sistem negara sekutu pada masa modern dan banyaknya
kebebasan-kebebasan yang memang diberi oleh kepemerintahan pada masa itu untuk
bertujuan memuahkan daerah-daerah yang menggambarkan jajahan untuk meluputkan
diri sendiri begitu saja sesudah mengetahui apabila pusat pemerintahan itu
sedang terjadinya kekosongan terhadap kekuasaan.
Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab kemunduran yang
selanjutnya ialah terjadinya peperangan antar saudara, hal ini menunjukkan
bahwa yang menjadi suatu permasalahan terbesar dari Kerajaan Majapahit ini
adlah terjadinya peperangan antar saudara, yang mana peperangan yang paling
populer pada masa itu adalah Perang Paregreg yang terjadi pada tahun 1401
sampai 1406.
Yang terakhir ialah masuknya Agama Islam dari zaman Kerajaan
yang berada di daerah Kediri Jawa Timur yang mana kerajaan itu memperlihatkan
kekuatan-kekuatan baru yang berani melawan Majapahit. Hal ini merupakan kondisi
terburuk yang terjadi pada Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini memang benar-benar
sedang dalam ancaman kehancuran sesudah seluruh kerajaan-kerajaan Islam bersatu
dan menjadi satu.
Peninggalan Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
kisahasalusul.blogspot.com
Majapahit, majapahit merupakan sebuah kerajaan yang begitu
besar di Negara Indonesia. Sudah tidak heran apabila ia meninggalkan
peninggalan-peninggalan yang memiliki sejarah besar dalam peninggalan tersebut.
Apa saja sih yang telah ditinggalkan oleh Kerajaan Majapahit ini?
Yuk, langsung saja kita simak peninggalan apa saja yang
telah ditinggalkan oleh kerajaan tersebut dibawah ini:
1. Candi Cetho
kerajaan majapahit
yukpiknik.com
Candi Cetho ialah candi yang dialokasi bagi orang yang
beraga Hindu peninggalan masa-masa akhir kepemerintahan Majapahit pada abad ke
15. Terdapat sebuah laporan ilmiah pertama tentang candi cheto yang dibangun
oleh Van de Vlies pada tahun 1842. A.J. Bernet Kempers juga ikut melakukan
penelitian tentangnya,
Penggalian pertama kalinya yang dilakukan untuk kepentingan
rekonstruksi pada tahun 1928 yang dipimpin oleh Dinas Purbakala dari Hindia
Belana. Berlandaskan kondisinya ketika terjadinya reruntuhan candi tersebut
mulai di analisa, ternyata usia dari candi ini tidak berbeda jauh dengan usia candi
sukuh.
Keberadaan lokasi candi ini adalah bertepatan di Dusun Ceto,
Kecamatan Jenawi, Desa Gumeng, Kabupaten Karanganyar, yang mana lokasi dari
candi tersebut berada pada ketinggian 1400 MDPL (meter diatas permukaan laut).
2. Candi Sukuh
kerajaan majapahit
flickr.com
Candi sukuh adalah komplek dari candi-candi yang beragama
Hindu yang berada di daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh ini
termasuk didalam kategori sebagai candi yang beragama Hindu karena ditempat itu
telah dijumpai obyek pujaan lingga dan yani oleh orang-orang dahulu.
Candi Sukuh ini tergolong sebagai candi yang sangat polemis,
karena bentuk dari candi tersebut tidak biasa saja dan banyak juga obyek-obyek
yoni dan lingga yang mewujudkan seksualitas. Candi Sukuh ini sudah sejak lama
untuk diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu situs warisan dunia dari
tahun 1995.
3. Candi Pari
kerajaan majapahit
idsejarah.net
Candi Pari merupakan salah satu sebuah monumen peninggalan
sejarah masa-masa klasik negara Indonesia yang letaknya berada didaerah Desa
Candi Pari, Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Porong, Jawa Timur Indonesia.
Keberadaan lokasi candi tersebut berada kurang lebih di sekitar 2 KM kearah
barat laut.
Ketika pada jaman dahulu kala, diatas gerbang candi itu terdapat
sebuah batu serta angka yang mewujudkan angka tahun 1293 (1371 M). Dan juga
merupakan salah satu monumen peninggalan dari jaman Kerajaan Majapahit yang
mana waktu itu masih pada kepemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350
sampai 1389 Masehi.
4. Gapura Waringin Lawang Majapahit
kerajaan majapahit
mblusuk.com
Waringin Lawang ini adalah bahasa Jawa dan apabila Waringin
Lawang ini diartikan kedalam bahasa Indonesia ini artinya adalah ‘Pintu
Beringin’. Gapura besar ini dibuat dari bahan utama batu-bata merah dengan luas
lahan 13 x 11 meter dan tinggi dari gapura tersebut sekitar 15,5 meter.
Gapura ini diperkirakan dibangun kurang lebih pada abad
ke-14. Gerbang dari bangunan ini biasa disebut seperti candi bentar atau dengan
jenis gerbang yang terbelah. Gaya bangunan seperti ini disangka muncul ketika
masih pada masa kepemimpinan Majapahit dan pada saat ini banyaknya dijumpai
dalam bangunan-bangunan Bali.
5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit
kerajaan majapahit
kartuwayang.wordpress.com
Lokasi candi hindu terletak di daerah Desa Jabung, Kabupaten
Probolinggo, Kecamatan Paiton, Provinsi Jawa Timur. Bentuk bangunan pada candi
tersebut dibuat dari bahan utama batu-bata merah, meskipun candi itu dibuat
dari bahan-bahan batu-bata merah tetapi usia kekokohan pada candi tersebut
mampu bertahan sampai ratusan tahun.
Menurut keyakinan, Agama Budaha didalam sebuah kitab yang
mana nama dari kitab tersebut adalah Nagarakertagama menjelaskan bahwa Candi
Jabung ini merupakan sebuah sebutan dengan nama Bajrajinaparamitapura.
Didalam kitab Nagarakertagama menuliskan bahwa Candi Jabung
ini sudah kunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada kunjungan ketika beliau sedang
keliling ke daerah Jawa Timur pada tahun 1359 M.
Namun disebutkan didalam Kitab Pararaton bahwa Sajabung itu
ialah merupakan sebuah tempat pemakaman salah seorang anggota keluarga raja.
Bentuk bangunan candi ini hampir sama dengan bentuknya Candi Bahal yang ada
didaerah Bahal, Provinsi Sumatera Utara.
6. Candi Brahu Mojokerto
kerajaan majapahit
idsejarah.net
Letak Candi Brahu itu didaerah Dukuh Jambu Mente, Kecamatan
Trowulan, Desa Bejijong, Kabupaten Mojokerto. Letak lokasi Candi Brahu ini
bertepatan dengan kantor suaka peninggalan purbakala dan sejarah Jawa Timur.
Sebagian dari orang memiliki pendapat masing-masing bahwa umur Candi Brahu ini
lebih tua apabila dibandingkan dengan candi-candi lainnya di Trowulan.
Penanaman Brahu ini dikaitkan dengan kata-kata Warahu atau
Wanaru yang mana bangunan-bangunan suci yang terdapat di prasasti tembaga yang
dapat ditemukan kurang lebih sekitar 45 m dari lokasi Candi Brahu.
Batu tulis ini dibuat kurang lebih pada tahun 939 Masehi
atau 861 Saka diatas perintah dari sang raja Mpu Sindok yang berasal dari
Kerajaan Kahuripan. Konon katanya candi inilah dijadikan sebagai tempat
pembakaran raja-raja Brawijaya.
Akan tetapi, menurut analisa seseorang yang dikerjakan oleh
para ahli tidak menjumpai hasil adanya bekas abu-abu pembakaran jenazah atau
mayat, lantaran tembok atau dinding pada candi sekarang ada pada keadaan
kosong.
Sastra Majapahit
kerajaan majapahit
kliping.co
Apakah kalian mengetahui bahwa ketika di jaman Majapahit
aspek sastra memuai dengan sangat cepat sekali. Berbagai macam karya-karya
sastra dibuat dan hasil dari karya sastra tersbut dapat dibagi menjadi dua
bagian, yakni bagian jaman Majapahit awal dan jaman Majapahit Akhir.
Penasaran dengan karya sastra yang telah dihasilkan di jaman
Majapahit, berikut ini akan ada pembahasan dan penjelasan tentang karya sastra
Majapahit awal dan karya sastra Majapahit akhir. Yuk, langsung saja simak
ulasan dibawah ini.
Karya Sastra Majapahit Awal
kerajaan majapahit
indrasugiarto.com
Karya sastra majapahit awal yang mana karya sastra tersebut
dibuat diawal kerajaan Majapahit, berikut inilah karya-karya sastra peninggalan
Majapahit awal.
Kitab Negara Kertagama
Kitab Negara Kertagama ini adalah sebuah kitab yang dikarang
oleh Empu Prapanca. Isi dari kitab ini adalah menceritakan tentang kondisi kota
Majapahit, perjalanan-perjalanan dan wilayah-wilayah jajahan Hayam Wuruk yang
memutari daerah kekuasaannya.
Bukan hanya itu saja, didalam sebuah kitab mengatakan bahwa
adanya upacara Sradda untuk Putri Gayatri, menyinggung dengan kehidupan,
kegamaan, dan kepemerintahan ketika di zaman Majapahit. Sebenarnya Kitab Negara
Kertagama ini lebih memiliki nilai yaitu sebagai sumber sejarah budaya daripada
menjadi sumber sejarah politik.
Karena, tentang raja-raja yang berkuasa dimasa itu hanya
dikatakan dengan cara singkat, terutama para raja-raja di Singasari dan
Majapahit lengak dengan tahun-tahunnya.
Kitab Arjuna Wijaya
Kitab Arjuna Wijaya ini juga masih termasuk didalam kategori
kitab yang di karang oleh Empu Tantular. Isi dari kitab ini adalah menceritakan
mengenai seseorang raksasa Kunjarakarna yang mana seorang raksasa itu ingin
sekali menjadi manusia.
Lalu dia pun menghadap kepada Wairocana dan diizinkan untuk
melihat neraka. Karena dia sangat taat atau patuh kepada ajaran-ajaran yang
telah diajarkan oleh agama Buddha, dan pada akhirnya apa yang dia inginkan itu
pun terkabul.
Kitab Parthayajna
Kitab Prthayajna ialah sebuah kitab yang mana kitab tersebut
sampai saat ini belum ada yang mengetahui siapa pengarang atau pencipta kitab
tersebut. Isi dari kitab ini ialah mengenai keadaan Pandawa sesudah kalah
ketika sedang bermain dadu, dan pada akhir cerita mereka melakukan kegiatan
seperti mengembara di hutan-hutan.
Kitab Sotasoma
Kitab Sotasoma ialah sebuah kitab yang juga dikarang oleh
Empu Tantular. Kitab ini menceritakan mengenai riwayat hidup Sotasoma, dimana
seorang anak raja menjadi pendeta Buddha pada masa itu. Dia siap atau bersedia
untuk berkorban atau mengorbankan dirinya untuk mementingkan kepentingan
seluruh umat manusia yang mana seorang manusia itu sedang berada didalam
kesulitan.
Maka dari itu, banyak manusia-manusia yang tertolong karena
jasa beliau yang telah mengorbankan dirinya. Didalam kitab ini selain membahas
riwayat terdapat juga sebuah ungkapan-ungkapan kata yang berbunyi “Bhinneka
Tuggal Ika, TanHana Dharma Mangrawa”, lalu digunakan sebagai motto Negara
Indonesia hingga saat ini.
Karya Sastra Majapahit Akhir
kerajaan majapahit
tandapagar.com
Karya Sastra pada saat jaman Majapahit Akhir, Kitab tersebut
ditulis didalam buku yang mana tulisan kitab tersebut ditulis dengan
menggunakan aksara bahasa Jawa Tengah. Diantara dari banyaknya karya-karya yang
diciptakan pada zaman ini diantaranya ditulis dalam sebuah bentuk tembang, dan
ada juga karya yang berbentuk seperti gancaran.
Berikut dibawah ini adalah peninggalan-peninggalan sastra
karya Majapahit akhir, yuk langsung saja kita simak pembahasannya.
Kitab Pararaton
Kitab Pararaton alah kitab yang isinya menceritakan
kisah-kisah hidunya seorang raja Majapahit dan seorang raja Singasari. Selain
dari itu, didalam kitab Pararaton ini menceritakan mengenai pemberontakan Sora
dan Ranggalawe, Jayanegara dan menceitakan peristiwa Bubat.
Kitab Sorandakan
Kitab Sorangakan adalah kitab yang ditulis dalam bentuk
kidung, kitab Sorandakan ini menceritakan mengenai pemberonkan Sora kepada Raja
Jayanegara yang berada didaerah Lumajang.
Kitab Sudayana
Isi dari kitab sudayana ini adalah menceritakan tentang
Peristiwa Bubat, yaitu sebuah agenda penikahan yang lalu berubah menjadi sebuah
pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran dibawah kepemimpinan
seorang raja yang bernama Gajah Mada.
Didalam pertempuran tersebut raja yang berasal dari tanah
suda ini dengan para pembesar-pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka
meinggal dengan cara melakukan bunuh diri.
Kitab Ranggalawe
Mungkin telinga kalian sudah tidak asing lagi ketika
mendengar kitab ini. Kitab ini adalah Kitab Ranggalawe, yang mana Kitab
Ranggalawe ditulis dalam bentuk kidung dan mencerutakan mengenai pemberontakan
Tanggalawe dari Tuban kepada Jayanegara.
Tantu Panggelaran
Tantu Panggelaran dalah sebuah kitab yang mengisahkan
tentang pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau yang dipindah oleh Dewa Brahma.
Dewa Siswa dan Dewa Wisnu. Runtuhan-runtuhan Gunung Semeru yang berada di
sepanjang pulau Jawa sudah menjadi Gunung-Gunung di Pulau Jawa.
Kitab Calon Arang
Kitab Calon Arang ini kitab yang didalamnya menceritakan
tentang seorang tukang tenun yang mana tukang tenunng itu bernama Calon Arang
yang ketika itu beliau hidup di masa kepemerintahan Airlangga. Beliau mempunyai
seorang anak yang sangat cantik dan menawan, tetapi tidak ada seseorang pun
yang berani mendekatinya.
Dengan sendirinya Calon Arang pun terasa terhina dan
menyebarluaskan penyakit di seluruh negeri. Atas perintah dari Airlangga beliau
bisa dibunuh oleh Empu Bharada.
Kitab Panji Wijayakrama
Kitab Panji Wijayakrama ini ditulis dalam bentuk kidung sama
dengan kitab-kitab lainnya, isi dari tulisan di kitab ini yaitu menceritakan
sebuah kisah riwayat hidup Raden Wijaya sampai beliau menjadi Raja Majapahit.
Kitab Usana Jawa
Kitab ini adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung
juga, isi dari kitab ini adalah menceritakan tentang penaklukan Pulai Bali oleh
Gajah Mada.
Patih Gajah Mada Majapahit
kerajaan Majapahit
netralnews.com
Apabila membicarakan mengenai sejarah Kerajaan Majapahit
tentu saja tidak dapat lepas dari satu tokoh, yakni Gajah Mada. Ia adalah
merupakan sesosok patih yang sangat terkenal didalam sejarah kerajaan di Negara
Indonesia.
Tidak begitu banyak informasi-informasi yang tersedia
tentang cerita masa kecil Gajah mada. Hanya terdapat beberapa tulisan
menerangkan bahwa Gajah Mada ketika masih kecil berasal dari kalangan
rakyat-rakyat jelata.
Tokoh utama dalam kerajaan Majapahit ini mengalami
peningkatan karir yang mana peningkatan karir tersebut sangat cepat sekali
sesudah beliau berhasil menyelamatkan raja kedua Majapahit, Jayanegara dari
kisah pemberontakan yang di selenggarakan oleh Ra Kuti kurang lebih sekitar
tahun 1319.
Sesudah kejadian itu, kemudian Gajah Mada langsung diangkat
menjadi seorang patih di Kerajaan Majapahit.
Ketika Gajah Mada sudah menjabat sebagai patih di kerajaan
Majapahit, Gajah Mada sangat sibuk karena terjadinya pemberontakan yang sudah
terjadi dimana-mana terutama sesudah meninggalnya Raden Wijaya. Pemberontakan
terjadi karena orang-orang bekas istana kerajaan mempunyai keinginan untuk
mengambilh alih kekuasaan, ada juga wilayah-wilayah lainnya yang ingin
melepaskan diri dari wilayah kekuasaan Majapahit.
Karena prestasinya yang bagus Gajah Mada sempat diangkat
menjadi Patih Kahuripan dan menjadi Patih Doha. Karir militernya semakin menaik
dan meninggi ketika masa pemerintahan Trubhuwana Wijayatunggadewi. Beliau
diangkat menjadi Patih Majahait sesudah berhasil menyelesaikan pemberontakan di
wilayah Sadeng dan Keta.
Ketika menjadi sebagai Mahapatih, Gajah Mada melakukan
ekspansi besar-besaran ke seluruh penjuru Nusantara dalam rangka untuk
memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hasil ekspansi tersebut pun
berjalan dengan sempurna dan tidak sia-sia.
Gajah Mada mampu mengambil alih kerajaan penting seperti
halnya Kerajaan Pejeng di daerah Bali, dan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan
Malayu.
Puncak-puncaknya karir Gajah Mada terjadi ketika sedang
berada di pemerintahan Hayam Wuruk. Beliau diangkat menjadi Patih Amangkubumi.
Sosok Gajah Mada di Kerajaan Majapahit ini seolah-olah tidak akan bisa
digantikan lagi oleh siapapun.
Mengingat peran dari Gajah Mada yang begitu esensial dalam
sistem-sistem pemerintahan. Pada masa ini juga sebuah janji yang sakral mulai
dikenal oleh masyarakat-masyarakat, yakni Sumpah Palapa.
Sumpah Palapa dinyatakan pada tahun 1336 Masehi atau kurang
lebih pada tahun 1258 Saka, tepat sesudah beliau diangkat menjadi Patih
Amangkubumi.
Baca Juga Referensi artikel Kerajaan Pajajaran
Silsilah Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
brainly.co.id
Selama berdirinya kerajaan majapahit, kerajaan majapahit
sudah mendapati beberapa kali pergantian seorang pemimpin atau raja, dari jaman
ke jaman kerajaan tersebut selalu mengalami pergantian seorang pemimpin.
Berikut ini ialah nama-nama raja yang pernah memimpin kerajaan majapahit:
1. Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah orang yang pertama sebagai Raja
Majapahit, yang mana Raden Wijaya ini diangkat pada tahun 1293 M. Raden Wijaya
memiliki empat orang istri, dari keempat istrinya Raden Wijaya dikaruniai
beberapa orang anak, yakni Jayanegara dari petak, Tribuhuwanatunggadewi dan
yang terakhir Pujadewi Mahrajasa dari istrinya yang bernama Gayatri.
2. Jayanegara
Sesudah Raden Wijaya turun dari kepemimpinannya,
kepemerintahan pun langusung beralih ke Jayanegara. Akan tetapi, pada zaman
kepemimpinannya banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang terjadi
dimana-mana. Salah satu yang sangat berbahaya ialah pemberontakan kuti pada
tahun 1319.
Ketika masa itu, kuti berhasil menjabat sebagai pemimpin ibu
kota dan membuat Jayanegara hijrah dari masa ke Bedander. Akan tetapi,
kejadian-kejadian pemberontakan tersebut berhasil diselesaikan oleh para
pasukannya Bhayangkari dibawah kepemimpinannya Gajah Mada tahun 1328 M,
Jayanegara tewas dibunuh oleh Tabib Tanca.
3. Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani
Sesudah Raja Jayanegara meninggal dunia, beliau mempunyai
adik tiri yang mana nama adik tiri tersebut adalah Bhre Kahuripan yang dilantik
sebagai raja, dan juga diberi gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawusnuwardhani.
Pelantikan ini dilandasi oleh Raja Jayanegara yang tidak mempunyai keturunan.
Bhre Kahuripan ini memimpin bersama suaminya Bhre Singasari,
dan juga ditunjang oleh Patih Gajah Mada. Dijelaskan didalam Kitab
Negarakertagama bahwa ketika pada zaman pemerintahan atau kepemimpinan
Tribhuwanatunggadewi, terjadi suatu pemberontakan yang besar-besaran yaitu
Sadeng dan Keta pada tahun 1331.
Akan tetapi pemberontakan-pemberontakan tersebut bisa
dipadamkan dan diselesaikan oleh Gajah Mada, sehingga Gajah Mada ini dilantik
menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit. Ketika memasuki tahun 1350,
Tribhuwanatunggadewi meninggal dunia dan kedudukan kerajaan majapahit ini
diberikan kepada anaknya yang bernama Hayam Wuruk.
4. Hayam Wuruk
Hayam Wuruk ini memiliki gelar sebagai Sri Rajasanegara.
Ketika beliau diberikan kedudukan di kerajaan, beliau masih sangat muda sekali
yaitu berusia sekitar 16 tahun. Maka dari itu, ketika didalam pelaksanaan
kepemimpinannya, beliau diaping oleh Mahapatih Gajah Mada.
Ketika di zaman kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan majapahit
ini bisa mencapai itik puncak kejayaan dan kemerdakaannya. Daerah-daerah
kekuasaan kerajaan ini semakin melebar luas sampai ke seluruh penjuru Nusantara
bahkan sampai-sampai ke Negara Singapura dan Semenanjung Melayu.
Pengaruhnya pun bisa tersebar luas sampai ke Negara Filipina
bagian selaan, Negara Tahiland, dan Indocina.
5. Ratu Kusumawardhani
Sesudah Hayam Wuruk turun dari kepemimpinannya, kedudukan
kerajaan majapahit ini diberikan kepada Ratu Kusumawardhani. Ketika berada di
zaman kepemimpinan Ratu Kusumawardhani, terjadilah peperangan paregreg, yakni
terjadinya peperangan saudara antara raja dan Wirabhumi.
Dan akhirnya peperangan saudara ini berakhir sudah setelah
terbunuhnya dan meninggalnya Wirabhumi. Sesudah masa kepemimpinannya Ratu
Kusumawardhani, telah diketahui bahwa masih ada beberapa raja yang pernah
memimpin kerajaan majapahit.
Akan tetapi diantara raja-raja tersebut tidak ada yang
mempunyai kharisma seperti pada raja-raja sebelumnya. Dan hasil akhir sesudah
kepemimpinan Pandan alas, dan juga digantukan oleh kepemimpinan
Giridrawardhana, kerajaan ini mendapati kemunduran yang sangat drasitis dan
pada akhirnya kerajaan ini mendapati kehancuran.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
kerajaan majapahit
toriolo.com
Sesudah masa kejayaan dan kemerdekaan berakhir, dan akhirnya
kerajaan majapahit ini runtuh. Berikut dibawah ini terdapat beberapa dampak
atau penyebab terjadinya runtuh kerajaan majapahit:
Sesudah meninggalnya Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada,
tidak ada lagi orang-orang atau petinggi-petinggi yang muncul dan mempunyai
kewibawaan seperti mereka.
Terjadinya peperangan paregreg pada tahun 1401 M sampai 1406
M, yakni perang saudara antara pewaris kedudukan kerajaan, Wikramawardhana dan
Bhre Wirabumi.
Bagikan ini:
Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang
baru)19Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)19Klik
untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
Terkait
Cerita Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia Lengkap dengan
Raja & Peninggalannya
dalam "EDUKASI"
Kerajaan Sriwijaya | Sejarah, Struktur, Letak, Peninggalan,
Silsilah, Pendiri [Lengkap!]
dalam "EDUKASI"
Sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara di Indonesia [Lengkap]
dalam "EDUKASI"
Kategori EDUKASI
Navigasi Tulisan
Modifikasi Motor Jupiter Z Keren [Lengkap dengan Gambar dan
Ulasannya]
Info Rental Mobil Sukabumi Murah – 085603810221
4 pemikiran pada “Kerajaan Majapahit | Sejarah | Peninggalan
| Lengkap dengan Masa Kejayaan di Nusantara”
Lidha
13 Agustus 2017 pada 6:42 am | Balas
ini candinya nyebar ya. Ada yang pernah saya lewati tapi
belum pernah disinggahi.
Ping-balik: Kebudayaan Bali: Tarian Bali, Rumah Adat,
Pakaian Adat, Adat Istiadat, [Lengkap] dengan Penjelasannya - BAABUN
Ping-balik: Kerajaan Pajajaran | Sejarah Peninggalan Prabu
Siliwangi [Lengkap!]
Afrah N
15 Januari 2018 pada 7:04 am | Balas
thnks, sangat bermanfaat ….
Langganan:
Postingan (Atom)